Kota Semarang – Virus Corona yang mewabah dunia global termasuk Indonesia, hingga kini masih didapati angka-angka fluktuatif yang berlalu lalang mewarnai berlangsungnya pandemi. Pun Kota Semarang, sebagai daerah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi terus berupaya tanpa kenal letih untuk menekan angka yang semula fluktuatif, menjadi angka non-aktif (positif Covid-19).
Dalam berbagai kesempatan, Hendi sapaan Wali Kota Semarang selalu mengatakan, bahwa keterlibatan masyarakat dalam penanganan Pandemi Covid-19 menjadi kekuatan besar bagi pemerintah daerah dalam menangani pandemi secara cepat. “Jadi tidak hanya pemerintah saja yang menangani,” ungkapnya pada webinar yang digelar INFID secara virtual, (20/5/21).
Upaya itu, sudah digalakkan Hendi yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang pada saat dirinya dilantik menjadi Wali Kota pada 2013 silam. Langkah inilah sebagai ikhtiar bersama, bergotong royong membangun Kota Semarang, dan langkah percepatan penanganan pandemi.
Berdasarkan rangkuman pemberitaan di Derap Juang yang diholistikan menjadi “Utamakan Sisi Humanisme, Rumus Hendi Tangani Pandemi Kota Semarang”, Kader Banteng ini dengan kegigihannya melakukan berbagai terobosan, baik memperbanyak sentra vaksinasi, penambahan gedung isolasi atau tempat karantina terpusat, memberlakukan jam malam, membentuk relawan pemulasaran jenazah covid-19 di 16 kecamatan, hingga aksi-aksi lain yang mengutamakan sisi humanisme.
Hal itu ditegaskannya pada saat Apel Kegiatan Kesiapan Patroli PPKM Darurat di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, (5/7/21), bahwa ia menegaskan kepada seluruh jajarannya, untuk tegak lurus bertindak sesuai komandonya dan tidak mengambil tindakan sendiri dalam menjalankan tugas.
“Melalui pesan ini secara resmi saya menegur seluruh jajaran di Pemerintah Kota Semarang yang bertindak tidak sesuai perintah. Saya minta semua melakukan tugas dengan santun dan humanis. Jangan sampai ada lagi kejadian yang kontra produktif,” tulis akun instagram @HendrarPrihadi.
Dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, menurut data Kemenko Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Kota Semarang berhasil meraih angka penurunan mobilitas tertinggi di Jawa Tengah. Kota Semarang mencapai angka 19,2%, berada di atas Klaten dengan 18,3% dan Temanggung sebesar 17,7%.
Meski berada teratas, Hendi akan meningkatkan penurunan mobilitas yang mana ditargetkan Pemerintah Pusat. “Jadi evaluasinya, Pak Luhut menyampaikan ada target yang harus kita penuhi yaitu penurunan mobilitas sebesar 30%,” ungkapnya, (8/7/21).
Untuk itu, dirinya akan terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholder di Kota Semarang guna mencapai angka tersebut. Ia pun bersama Forkopimda akan melakukan penyisiran terkait dengan sektor non esensial yang masih banyak buka. “Tolok ukurnya sederhana, kalau lalu lintas masih cukup padat, berarti masih cukup banyak perusahaan non esensial buka, yang itu akan kita tertibkan selama masa PPKM Darurat,” tegas Hendi.
Di sisi lain, Hendi berharap adanya rasa kebersamaan yang tinggi, sehingga PPKM Darurat dapat efektif untuk menekan angka Covid-19 di Ibu Kota Jawa Tengah. Maka dari itu, masyarakat agar tidak menyepelekan aturan PPKM Darurat, dengan benar-benar mengikuti sejumlah aturan pembatasan yang sudah ditetapkan.
*Kolaborasi Koresponden dan Editor