
Kota Semarang – Pernahkah kita berpikir bahwa akar budaya dan jati diri bangsa sesungguhnya menjadi kekayaan yang tak ada duanya? Mungkin sedikit rumit, tapi sesungguhnya sebuah bangsa diakui eksistensinya karena identitas yang mereka miliki.
Tak terkecuali bagi bangsa Indonesia, peran rakyat dalam melestarikan budaya menjadi pilar penting yang harus selalu digalakkan. Bukan tanpa sebab, kita telah memasuki era dimana informasi dan pengaruhnya merambat dengan cepat.
Bukankah westernisasi atau budaya kebarat-baratan telah kita saksikan sendiri di pelupuk mata? Apa yang kita pikir dan rasakan, tatkala anak muda faktanya lebih kenal budaya luar, dibandingkan dengan tradisi, adat istiadat, maupun seni budaya yang bangsa ini miliki.
Menyikapi hal tersebut, DPD PDI Perjuangan Jateng kemudian mencari formulasi yang tepat. Berbeda dengan Parpol lainnya ketika HUT merayakan dengan fancy, DPD PDI Perjuangan Jateng justru merayakannya dengan menggelar pertunjukan Wayang Kulit semalam suntuk.
Ini adalah jawaban dari kader ideologis Partai, sebuah sikap yang konkret untuk menjaga tradisi serta nguri-uri budaya adiluhung. Wayang Kulit adalah pertunjukan seni yang menjadi warisan bangsa, syarat akan makna kehidupan.
Uniknya, pagelaran Wayang Kulit di halaman DPD PDI Perjuangan Jateng (12/4) itu justru berjalan meriah. Dari yang muda hingga yang tua, baik pria maupun wanita, semua tumplek blek di lokasi acara.
Dapat ditarik benang merah, sejatinya, banyak masyarakat yang merindukan jati diri mereka sebagai sebuah bangsa. Mereka rindu bagaimana lakon-lakon Wayang Kulit punya makna yang mendalam, punya segudang khazanah ilmu kehidupan, dan tak kalah dengan budaya-budaya luar.
Tim Editor