Kabupaten Pemalang – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Pemalang, H. Nuryani mengatakan, dampak Pandemi Covid-19 sangat dirasakan para petani di Pemalang. Seperti kesulitan mendapatkan pupuk, maupun harga gabah yang sangat rendah sehingga kadangkala tidak bisa menutup biaya produksi.
“Masa Pandemi Corona membuat kebutuhan hidup meningkat, namun di saat himpitan ekonomi yang tajam, para petani dengan segala kemampuannya harus tetap berjuang mengolah lahan pertanian. Saat hasil panen pun, kini harga gabah tidak stabil,” katanya, Rabu (14/7/2021).
Kondisi yang menghimpit para petani, dia ketahui karena hampir setiap saat didatangi warga yang mengeluhkan berbagai hal, seperti kesulitan mendapatkan pupuk, maupun harga gabah yang sangat rendah sehingga kadangkala tidak bisa menutup biaya produksi.
Politisi dari PDI Perjuangan ini menyebut, seharusnya Pemkab Pemalang mendampingi, membantunya, dan memperhatikannya nasib para petani. Kelangkaan pupuk di saat musim tanam seringkali menjadi kendala besar, sebab di saat pemupukan datang sering terjadi kekurangan stok pupuk, padahal jika terlambat dalam pemupukan padi, maka berakibat padi tidak akan tumbuh dengan baik.
“Penempatan alokasi pupuk bersubsidi yang ada pada kelompok tani untuk saat ini kurang tepat sasaran, bahkan kadang dijadikan permainan oleh oknum tertentu. Saat membeli pupuk bersubsidi, diharuskan juga beli obat atau pupuk yang lain dengan alasan harus beli paket, padahal itu semua tidak ada kewajiban untuk membeli semuanya. Lagi-lagi petani kecil yang menjadi korban,” jelasnya.
Terkait aspirasi dari para petani, Nuryani sering menyampaikan baik secara pribadi atau sebagai anggota DPRD. “Keluhan petani meminta supaya alokasi pupuk ditempatkan di desa masing-masing, sesuai jumlah luas areal sawah yang mendapatkan subsidi,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, agar agen nakal di desa yang menjual pupuk subsidi dengan menjual secara paketan, supaya ditindak tegas dan diproses sesuai peraturan yang berlaku. Keluhan ini juga telah ia sampaikan ke Dinas Pertanian saat pertemuan bersama kelompok tani.
Para petani juga meminta pemerintah daerah dan provinsi untuk segera memperbaiki saluran irigasi yang rusak. Karena kondisi irigasi yang rusak saat ini mengganggu pengairan sawah, disamping itu untuk antisipasi bulan kemarau ini. Serta petani meminta bantuan sumur dalam agar sawah bisa panen seperti biasa dengan perbandingan per hektar satu sumur pompa air.
Koresponden : Agus Siswanto