Membangun Soliditas Struktur Partai Dibalik Aksi ‘Merumput’

2
Foto: Sofwan Dedy Ardyanto Berdialektika dengan Kader Struktural Partai

Kabupaten Wonosobo – Istilah ‘merumput’ bersama dengan jajaran struktural Partai pada dasarnya memiliki makna hermeneutic, yakni sebagai cara untuk membangun bounding hingga tercipta soliditas internal kader yang kuat. Bukan tanpa alasan, soliditas internal yang kuat dalam ruang lingkup politik faktanya menjadi salah satu faktor pendukung terciptanya kemenangan elektoral, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Foto: Sofwan Dedy Ardyanto Bersama Jajaran Struktural Partai (Ranting dan PAC Wadaslintang) serta Satgas Cakra Buana

Memahami soliditas internal ini sangat penting, barisan Partai yang ada di Wonosobo terus melakukan kegiatan konsolidasi dengan harapan bisa memetakan sekaligus mencari strategi politik untuk merebut kemenangan pada Pemilu 2024. Terbaru, jajaran Ranting dan PAC Wadaslintang-lah yang melakukan konsolidasi tersebut.

Konsolidasi yang dilakukan ini juga dibarengi dengan aksi ‘merumput’ oleh salah seorang politisi bernama Sofwan Dedy Ardyanto yang menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Rekrutmen dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah. Secara tidak langsung, momentum ‘merumput’ yang dilakukan olehnya ini juga menjadi efektif untuk membangun bounding dengan kader, karena mereka sedang melakukan konsolidasi di mana tujuan utamanya tak lain dan tak bukan adalah untuk membesarkan Partai berlambang Banteng Moncong Putih tersebut.

Foto: Sofwan Dedy Ardyanto Menghadiri Acara Konsolidasi Kader Partai di Tengah Aksi ‘Merumput’

Pertemuan antara kegiatan konsolidasi dan aksi ‘merumput’ ini ketika dianalogikan dalam disiplin ilmu ekonomi mungkin menjadi titik equilibrium, yakni titik keseimbangan yang mempertemukan antara permintaan dan penawaran. Sederhananya, struktur Ranting dan PAC Wadaslintang akhirnya bisa meminta motivasi sekaligus strategi politik yang bisa dilakukan secara konkret di lapangan. Di sisi lain, Sofwan Dedy Ardyanto sebagai perwakilan dari DPD Partai bisa menawarkan konsep politik elektoral yang bisa diimplementasikan oleh barisan Partai.

Benar saja, konsep politik elektoral yang dipaparkan lebih intens kepada Ranting dan PAC Wadaslintang ini adalah KomandanTe Stelsel. Secara etimologi, ‘stelsel’ memiliki padanan kata berupa siasat atau startegi. Di sisi lain, KomandanTe merupakan akronim yang dibuat oleh Partai yang berarti Komandan Tempur Teritori. Artinya, KomandanTe Stelsel ini adalah sistem elektoral di mana nantinya setiap teritori akan dipimpin oleh seorang KomandanTe.

Bukan tanpa sebab, KomandanTe Stelsel ini diinisiasi oleh Partai untuk menggugah kembali semangat gotong royong kader, termasuk dalam hal Pemilu. Dalam KomandanTe Stelsel, seorang KomandanTe yang mengampu wilayah ampuan dan telah ditetapkan oleh Partai harus membangun sinergitas dengan struktural Partai yang ada di dalamnya. Dengan demikian, makna implisit yang tercipta adalah Partai punya tekad dan komitmen untuk memaksimalkan peran struktur dalam hal Pemilu, bukan hanya melibatkan tim sukses semata.

Foto: Sofwan Dedy Ardyanto Memaparkan KomandanTe Stelsel Sebagai Strategi Elektoral Partai

Menanggapi pemaparan materi yang substansinya adalah upaya untuk mewujudkan Menang Spektakuler di tahun 2024, Martono selaku Ketua PAC PDI Perjuangan Wadaslintang dan merupakan Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Wonosobo menyambut hangat strategi tersebut. Baginya, KomandanTe Stelsel ini juga bisa untuk memaksimalkan perolehan suara di lapangan, karena seluruh wilayah akhirnya bisa tergarap oleh KomandanTe pengampu, tidak hanya daerah basis saja yang dilirik untuk Pemilu.

Di sisi lain, mengingat Wadaslintang merupakan daerah yang bisa dibilang cukup jauh dari pusat kota, struktur Partai dalam kesempatan ini juga mengusulkan pengadaan ambulance kepada Martono dan Sofwan Dedy Ardyanto. Usulan tentunya juga memiliki urgensi, mengingat biaya sewa ambulance apabila ada warga Wadaslintang yang dibawa ke rumah sakit sangat mahal. Di sisi lain, mereka menegaskan bawah usulan tersebut ditujukan untuk membuktikan bahwa PDI Perjuangan akan hadir untuk warga yang membutuhkan pertolongan atas dasar pengabdian kepada Wong Cilik.

Menanggapi hal tersebut, baik Martono maupun Sofwan Dedy Ardyanto mengutarakan bahwa usulan pengadaan ambulance memiliki tujuan yang sangat mulia. Sebagai kader PDI Perjuangan, keduanya menegaskan bahwa spirit kader adalah gotong royong. Untuk itu, kedua belah pihak akan membahasnya lebih intens supaya usulan struktur Partai ini bisa segera terealisasikan. Tidak menjanjikan dan bersifat realistis, dua politisi ini yakin dan optimis fasilitas ambulance akan tersedia setelah pelaksanaan Pemilu 2024, karena fokus Partai saat ini adalah untuk memenangkan elektoral terlebih dahulu.

EAW

2 COMMENTS

Leave a Reply to ScottCox Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here