Azalea Ajak Ibu-ibu Optimalkan Lahan Kosong untuk Berkebun

0
Foto: Azalea Bersama Ibu-ibu yang Mengembangkan Kebun Dawis

Kabupaten Wonogiri – Komandan Tempur Elektoral Bintang Dua Wonogiri, Azalea Puteri Utami melakukan pemberdayaan Kebun Dawis. Hal itu dilakukan dengan ibu-ibu dalam rangka pemanfaatan lahan kosong di Desa Pare Selogiri. Menurut Azalea, pemanfaatan lahan juga diorientasikan untuk memanfaatkan ruang terbuka guna optimalisasi lahan pekarangan dan kosong, Minggu(09/07/2023)

Pemanfaatan lahan pekarangan dimanfaatkan tidak hanya berupa pemanfaatan lahan kosong, tetapi juga memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos. Bermacam sayuran ditanam dilahan kosong yang sebelumnya sempat terbengkalai tersebut. Jenis sayuran yang dibudidayakan mulai dari kangkung, kacang panjang, bayam, cabai, timun, dan sayuran lain.

Foto: Kegiatan Perkebunan Dawis yang Dilakukan oleh Ibu-ibu

“Ini untuk pemberdayaan ibu-ibu dalam hal positif dan juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan ekonomi masyarakat pada 2023. Mereka secara inovatif memanfaatkan pekarangan menjadi lebih produktif dengan keragaman tanaman pangan. Di pekarangan ini, ada tempat pembibitan benih sayur, tanaman cabai, sayur selada, seledri, terong, dan sejumlah tanaman lain,” kata Azalea.

Lebih lanjut, Azalea mengatakan semua bahan nutrisi dan pupuk yang mereka gunakan berasal dari sampah organik. Pupuk organik adalah pupuk yang bisa dibuat mudah serta mampu menekan penggunaan pupuk kimia. Dengan demikian, petani bisa mengurangi biaya produksi, terutama biaya untuk pembelian pupuk. Selain itu, penggunaan organik juga mengembalikan tingkat kesuburan tanah, sehingga produksi tanaman bisa meningkat.

“Kami menggunakan pupuk organik untuk merawat tanaman, jadi lebih aman dikonsumsi. Selain itu, dengan pupuk organik bisa kita buat sendiri menggunakan bahan dari sampah rumah tangga, jadi bisa menekan biaya perawatan,” ujarnya.

Tanaman sayuran yang dihasilkan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari, sehingga selain untuk dikonsumsi sebagian sayur juga dijual.

“Dari segi ekonomis, pengelola tidak perlu membeli nutrisi tambahan. Lalu mereka bisa menjual hasil panennya, yang terpenting dapat menjadi sumber pangan berkelanjutan. Saya akan terus mendukung agar para ibu-ibu terus termotivasi untuk bercocok tanam,” pungkas Azalea.

Koresponden : Firfeb

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here