KARANGANYAR – Polemik eksploitasi Kebun Teh Kemuning untuk pembangunan mendapat sorotan dari kalangan Dewan Karanganyar. Masyarakat peduli lingkungan Kemuning, Ngargoyoso dipastikan tak akan berjuang sendirian.
Legislator muda DPRD Karanganyar Fraksi PDI Perjuangan, Boby Aditia Putra memastikan masyarakat peduli lingkungan Kemuning tak akan berjuang sendirian. Ia mengaku sudah melihat langsung kondisi di Kemuning dan merasa sangat prihatin.
“Hari ini saya menyaksikan secara langsung, kelestarian lingkungan terganggu oleh kepentingan kapital segelintir orang. Terimakasih atas jawilan teman-teman peduli lingkungan di Kemuning, saya bersama panjenengan,” ujar Boby yang akrab disapa Mas Dewan itu.
Menurut Boby, pembangunan jalan yang membelah perkebunan teh ini menjadi pertanyaan besar. Tujuannya untuk apa? Kalau memang sebagai akses perkebunan, dulu sudah ada dan tidak berbau beton.
“Lebar jalan juga melebihi lebar jalan penghubung antar desa. Ke paralayang sudah ada akses jalannya kok,” ucapnya.
Setelah melihat kondisi lapangan, Boby menilai, sangat berpotensi kalau kebun teh ini akan dicluster-cluster menjadi bangunan. Mengingat ada proyek pembangunan di pinggir jalan irisan kebun teh yang baru selesai di betonisasi. Jangan sampai regulasi yang sudah ada, tidak diindahkan.
“Perencanaan harus berdasarkan regulasi, bermodal HGU tanpa Perizinan, PBG, AMDAL, Tata kelola limbah dan Persetujuan lingkungan itu juga menyalahi aturan,” ungkapnya.
Ia mendorong solusi konkret dengan upaya preventif dan represif. Kondisi yang ada mengharuskan itu dilakukan. Teman-teman yang peduli terhadap lingkungan harus diberi ruang diskusi melalui audiensi dengan Ketua DPRD Karanganyar agar mendapat perlindungan dari sisi regulasi dan segala bentuk intervensi.
“Hati-hati, nanti kalau alam sudah marah, selesai sudah. Pemerintah daerah segeralah bertindak untuk menyelesaikan masalah yang sudah ada dan jangan sampai terjadi masalah baru. Perubahan iklim ini nyata. Alam harus kita jaga kelestariannya!” Tandasnya.
RFL (Richard Fauzal Rafli)