Tatang Kirana: Trisakti Bung Karno Solusi Persoalan Sosial di Pemalang

0
Foto: Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan yang juga Ketua DPRD Pemalang, Tatang Kirana

Kabupaten Pemalang – Ketua DPRD Pemalang, Tatang Kirana menganggap solusi yang dinilai paling relevan untuk pembangunan Kabupaten Pemalang saat ini adalah implementasi falsafah Trisakti Bung Karno. Pernyataan itu disampaikan di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pemalang, Senin (7/6/2021).

Sesuai instruksi DPP PDI Perjuangan bahwa kader Partai harus membumikan nilai-nilai Pancasila sebagaimana yang termaktub dalam ajaran Bung Karno. Untuk itu menurut Tatang, falsafah itu meliputi kedaulatan di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.

“Jika ini diterapkan maka akan terwujud masyarakat yang berdaulat, mandiri, dan berkarakter. Kalau berdaulat di bidang politik, saya rasa Indonesia ini sudah melaksanakan itu. Sekarang sudah ada KPU, Pemilu langsung bahkan dari tingkatan desa, daerah, DPRD, DPR RI sampai ke Pilpres sudah terlaksana, kita juga punya politik luar negeri yang itu belum tentu dimiliki oleh negara lain,” kata Tatang yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pemalang.

Lebih lanjut, politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, berikutnya adalah berdikari di bidang ekonomi. “Apakah masyarakat sudah berdikari? Jawabannya belum. Mohon maaf saja kita di sini masih menggunakan produk-produk bukan buatan bangsa kita sendiri. Kemudian soal kebijakan, saya selaku Ketua DPRD Pemalang menginginkan Pemkab membatasi berdirinya minimarket yang berpotensi membunuh UMKM disekitarnya,” tegasnya.

Dirinya secara tegas mengatakan menolak jika ada pendirian ritel secara besar-besaran. Tatang ingin Pemkab lebih memikirkan pasar tradisional sebagai penggerak roda ekonomi masyarakat bawah. “Kalau perlu semua pasar tradisional direvitalisasi menjadi lebih modern,” katanya.

Ia mengatakan, meskipun dalam visi misi Bupati dan Wakil Bupati Pemalang saat ini pro-investor, namun sebagai legislator ia dan Fraks PDI Perjuangan tak segan memberikan warning jika kebijakan pro-investor itu menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.

“Selanjutnya, berkepribadian dalam bidang budaya. Kita prihatin budaya masyarakat seperti gotong royong semakin lama semakin terkikis.Terkikis karena ego sektoral, misalnya orang-orang sekarang ini lebih mengandalkan HP daripada interaksi dengan kawan-kawan dekatnya.

Maka dari itu, ia berharap dalam pemerintahan Kabupaten Pemalang ini bisa lebih melestarikan dan mengenalkan budaya-budaya lokal pada generasi muda khususnya.

Koresponden : Agus Siswanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here