Ramai Pelarangan AI Buatan China DeepSeek, Ini Keunggulan dan Kelemahannya!

1
Foto : Thumbnail artikel, Logo AI DeepSeek

Kota Semarang – Sejumlah perusahaan raksasa teknologi dunia berlomba-lomba menciptakan model kecerdasan buatan (AI)  yang paling mutakhir. Namun, baru-baru ini, dunia teknologi diguncang oleh ramainya pelarangan teknologi AI buatan China bernama DeepSeek di sejumlah negara.

Aplikasi yang dibuat oleh perusahaan DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd., itu mendapat pembatasan akses di berbagai platform. Hal ini dikarenakan kemampuannya yang dianggap revolusioner dalam berbagai sektor, mulai dari keuangan, kesehatan, e-commerce, hingga manufaktur. 

Teknologi ini diklaim mampu memproses data dalam skala besar (big data) dengan kecepatan dan akurasi yang tinggi. Namun, dibalik kemampuannya, DeepSeek tidak terlepas dari kontroversi soal keamanan data, privasi pengguna, dan potensi penyalahgunaan oleh pemerintah China. 

Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara anggota Uni Eropa telah mulai membatasi atau melarang penggunaan DeepSeek karena kekhawatiran akan keamanan data dan potensi risiko geopolitik.

Seperti halnya ChatGPT (OpenAI), Gemini (Google), dan Claude (Anthropic), DeepSeek dirancang menggunakan model kecerdasan buatan berbasis Large Language Model (LLM) untuk bersaing dengan model AI buatan negara-negara barat tersebut.

Lantas, seperti apa kecanggihan hingga kontroversi DeepSeek? simak ulasan berikut ini:

Keunggulan DeepSeek

  1. Kemampuan Analisis Big Data yang Canggih
    DeepSeek dikenal memiliki kemampuan analisis data yang luar biasa. AI ini mampu memproses jutaan titik data dalam hitungan detik, memberikan insights yang mendalam bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan strategis. Misalnya, di sektor keuangan, DeepSeek digunakan untuk memprediksi tren pasar dan mengidentifikasi risiko investasi.
  2. Pengenalan Suara dan Bahasa Alami yang Unggul
    DeepSeek dilengkapi dengan teknologi Natural Language Processing (NLP) yang canggih, memungkinkannya memahami dan merespons perintah pengguna dalam berbagai bahasa, termasuk Mandarin, Inggris, dan beberapa bahasa regional. Kemampuan ini membuatnya banyak digunakan dalam aplikasi layanan pelanggan (customer service) dan asisten virtual.
  3. Integrasi Mudah dengan Berbagai Sistem
    DeepSeek dirancang untuk dapat diintegrasikan dengan berbagai platform dan sistem yang sudah ada. Hal ini membuatnya menjadi solusi yang fleksibel bagi perusahaan yang ingin mengadopsi teknologi AI tanpa harus mengubah infrastruktur IT mereka secara signifikan.
  4. Biaya yang Kompetitif
    Dibandingkan dengan AI buatan Amerika Serikat atau Eropa, DeepSeek menawarkan harga yang lebih terjangkau. Hal ini membuatnya populer di kalangan bisnis menengah ke bawah, terutama di negara-negara berkembang.
  5. Dukungan Pemerintah China
    DeepSeek mendapat dukungan penuh dari pemerintah China melalui kebijakan “Made in China 2025”, yang bertujuan memajukan teknologi dalam negeri. Dukungan ini memungkinkan DeepSeek berkembang pesat dalam hal riset dan pengembangan.

Kelemahan dan Kontroversi DeepSeek

  1. Isu Keamanan Data dan Privasi
    Kekhawatiran terbesar yang melingkupi DeepSeek adalah masalah keamanan data. Beberapa negara menuduh bahwa data yang diproses oleh DeepSeek dapat diakses oleh pemerintah China, mengingat adanya undang-undang di China yang mewajibkan perusahaan untuk menyerahkan data jika diminta oleh pemerintah. Hal ini menimbulkan risiko kebocoran data sensitif, terutama di sektor keuangan dan kesehatan.
  2. Ketergantungan pada Infrastruktur China
    DeepSeek sangat bergantung pada infrastruktur teknologi China, termasuk server dan pusat data yang berlokasi di dalam negeri. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan ketergantungan dan potensi gangguan jika terjadi ketegangan geopolitik antara China dan negara lain.
  3. Keterbatasan dalam Bahasa Non-Mandarin
    Meskipun memiliki kemampuan NLP yang baik, DeepSeek masih dianggap kurang optimal dalam memahami bahasa selain Mandarin, terutama bahasa dengan struktur gramatikal yang kompleks seperti bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Hal ini membatasi penggunaannya di beberapa wilayah.
  4. Kurangnya Transparansi Algoritma
    Perusahaan pengembang DeepSeek dinilai kurang transparan dalam menjelaskan cara kerja algoritma AI-nya. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang etika dan akuntabilitas penggunaan teknologi tersebut, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan bias algoritmik.
  5. Potensi Penyalahgunaan oleh Pemerintah China
    Beberapa analis mengkhawatirkan bahwa DeepSeek dapat digunakan sebagai alat untuk memata-matai aktivitas pengguna di luar China. Tuduhan ini semakin menguat setelah beberapa laporan menyebutkan bahwa DeepSeek telah digunakan dalam proyek-proyek pemerintah China yang bersifat rahasia.

Dengan adanya tantangan tersebut, AI ini mungkin mampu bersaing di ekosistemnya sendiri. 

Namun, regulasi ketat, keterbatasan bahasa, serta pelarangan internasional menjadi tantangan utama yang harus dihadapi.

Apakah DeepSeek bisa menembus pasar global dan menjadi pesaing utama raksasa teknologi barat? Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun, satu hal yang pasti, persaingan dalam industri AI akan semakin sengit di masa mendatang.

Tim Editor

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here