Kota Semarang – Gelaran Parliamentary Meeting on The Occasion of The 10th World Water Forum (WWF) DPR RI bersama Inter-Parliamentary Union (IPU) atau forum parlemen dunia telah selesai. Ketua DPR RI Puan Maharani mengungkap hasil Pertemuan Parlemen pada World Water Forum ke-10 tersebut.
“Sejak hari Senin siang, Pertemuan Parlemen telah membahas secara intensif mengenai empat isu,” kata Puan usai menutup Parliamentary Meeting on The Occasion of The 10th WWF di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (21/5/2024).
Forum parlemen WWF dihadiri oleh 231 partisipan dari 49 negara, termasuk beberapa speaker (Ketua Parlemen). Ada juga peserta dari organisasi internasional. Menurut Puan, pertemuan ini telah memberikan ruang diskusi dan berbagi pengetahuan antara anggota parlemen dunia dengan pakar, organisasi internasional, dan organisasi masyarakat sipil dari berbagai negara.
Adapun empat isu yang dibahas parlemen global terkait permasalahan air yakni akses kepada air dan sanitasi sebagai penentu SDGs (Sustainable Development Goals) atau Target Pembangunan Berkelanjutan, praktik inovatif untuk manajemen air yang inklusif, air sebagai inti dari aksi iklim, serta diplomasi air dan kerja sama untuk perdamaian.
Komitmen parlemen tersebut dituangkan dalam sebuah Communique, sebagai outcome document dari Parliamentary Meeting on The Occasion of The 10th WWF. Dokumen hasil pertemuan itu diberi nama Nusa Dua Communique yang memuat rekomendasi parlemen untuk aksi air.
Berikut poin-point penting dari Nusa Dua Communiqu:
1) Menjadikan upaya mengatasi krisis air sebagai bagian dari percepatan pencapaian SDGs;
2) Mendorong pengelolaan air yang mengedepankan pemenuhan hak asasi manusia;
3) Memaksimalkan peran pengawasan parlemen dan partisipasi publik untuk menyelesaikan berbagai hambatan terhadap akses air;
4) Meningkatkan inklusivitas perumusan kebijakan tentang air;
5) Memastikan air menjadi bagian yang terintegrasi dengan strategi nasional adaptasi perubahan iklim; serta
6) Mendorong pembiayaan yang inovatif untuk tata kelola air.
“Hari ini, saya menutup pertemuan Parlemen dengan menyampaikan komitmen parlemen dunia untuk mengatasi krisis air secara bersama-sama,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Terkait komitmen menjadikan upaya mengatasi krisis air sebagai bagian dari percepatan pencapaian SDGs, parlemen global juga sepakat untuk memberikan perhatian lebih terkait isu dan agenda tentang permasalahan air di lembaga legislatif masing-masing negara.
“Kami sepakat memastikan air menjadi salah satu agenda utama parlemen dan dimasukkan ke dalam komite parlemen atau struktur lainnya,” jelas Puan.
Lebih lanjut, Nusa Dua Communique juga berisi tentang pentingnya air bagi kemajuan setiap negara. Sebab potensi air sangat besar sebagai sumber energi, sumber ketahanan pangan, dan sumber transformasi menuju kemajuan ekonomi.
Oleh karenanya, disampaikan Puan bahwa parlemen dunia sepakat memperbaiki akses terhadap air bersih merupakan cara terbaik untuk mengurangi ketimpangan, mengatasi masalah stunting dan kesehatan.
Sementara itu, IPU sebagai forum parlemen dunia disebut akan terus menyediakan platform untuk bertukar pengalaman dan praktek parlemen terkait isu air. Kesimpulan dari pertemuan ini pun akan disampaikan kepada IPU pada Sidang IPU ke-149 mendatang.
“Rapat Parlemen kembali menyerukan kepada komunitas parlemen untuk memprioritaskan tindakan terhadap air guna mewujudkan komitmen yang ditetapkan dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, dan visi dunia yang adil dan sejahtera untuk generasi saat ini dan masa depan,” paparnya.
Di acara penutupan, Ketua Majelis Sidang Umum IPU ke-144 tahun 2022 itu pun mengajak anggota parlemen dunia yang hadir untuk betul-betul serius menyikapi hasil dari pertemuan ini. Puan meminta anggota parlemen dunia untuk membawa hasil pertemuan tersebut ke ruang sidang Parlemen di negara masing-masing.
“Saya mengajak kita semua untuk mengubah komitmen menjadi tindakan konkret di negara kita masing-masing,” tegas Puan.
Tim Editor