Pancasila merupakan sebuah dasar filsafah negara Indonesia yang disertai dengan ideologi dan memuat nilai-nilai luhur. Azas-azas yang terkandung dalam Pancasila merupakan pedoman untuk mewujudkan cita-cita nasional, yakni masyarakat yang sejahtera, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan menjaga ketertiban dunia sebagaimana yang tercantum pada alinea ke 4 pembukaan UUD 1945.
Sejalan dengan ungkapan Bung Karno, “… Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah.”
Ungkapan itu diartikan bahwa nilai-nilai luhur dari sila-sila Pancasila melekat menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang harus terpatri serta diamalkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari terutama bagi generasi sekarang dan seterusnya.
Namun, dalam realitasnya nilai-nilai Pancasila justru tergerus seiring berkembangnya IPTEK dan masuknya modernisasi. Semangat nasionalisme yang digaungkan para pejuang bangsa semakin luntur hingga melemahkan etika dan budi pekerti terutama para generasi saat ini.
Padahal, dalam perjalanan sejarah, Bung Karno sebagai salah satu penggagas lahirnya Pancasila terus menggaungkan agar Indonesia tidak terlelap dan tertinggal dengan bangsa lain.
“Jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu, menjadi satu realiteit, yakni jikalau kita ingin hidup menjadi satu bangsa, satu nasionaliteit yang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka, yang penuh dengan perikemanusiaan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup sejahtera dan aman – janganlah lupa akan syarat untuk menyelenggarakannya, ialah perjuangan, perjuangan, dan sekali lagi perjuangan.,” papar Bung Karno dalam pidato Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 1945.
Penulis :
- Aulia Putri Salsabila
- Septiana Widaryat
rybelsus price https://rybelsus.tech/# rybelsus generic
Buy semaglutide