Memaknai Idul Fitri dan Silaturahmi

1

Kota Semarang – Umat Islam sebentar lagi akan merayakan hari kemenangan, yaitu Idul Fitri. Perayaan hari kemenangan ini begitu ditunggu dan begitu penting bagi umat Islam, setelah menjalankan ibadah berpuasa satu bulan penuh pada bulan suci Ramadhan.

Secara subtansi, Idul Fitri bermakna kembali ke fitri (suci), yang dimaksudkan kembali kepada asal kejadiannya yang suci seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan. Dilansir dari nu.or.id, seperti dalam hadis Rasulullah SAW yang artinya, “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap rida Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Pun dalam bahasa Jawa, Idul Fitri disebut dengan istilah “lebaran”. Lebaran mengandung maksud lebar-lebur-luber-labur. Lebar artinya kita akan bisa lebaran dari kemaksiatan. Lebur artinya lebur dari dosa. Luber artinya luber dari pahala, luber dari keberkahan, luber dari rahmat Allah SWT. Labur artinya bersih sebab bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa, maka hati kita akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa.

Sejatinya Idul Fitri berarti kembali pada naluri kemanusian yang murni, kembali pada keberagamaan yang lurus. Maka tidak mengherankan kemudian apabila pada 1 Syawal dijadikan momentum bagi seluruh umat muslim untuk saling bersilaturahim, bermaaf-maafan, dan kesempatan memperoleh kemenangan baik secara individual maupun kelompok.
Pemanknaa silaturahmi bukan bagian tradisi, akan tetapi merupakan bagian dari syariat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, bahwa silaturrahmi merupakan pertanda keimanan seorang hamba kepada Allah SWT dan hari akhir. Selain itu juga dapat memperlancar rizeki dan umur panjang. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menginginkan diluaskan rizqinya serta diundur ajalnya, hendaklah ia bersilaturrahim,” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik).

Kini kita dengan rasa suka cita menyambut hari kemenagan, disamping itu juga bercampur sedih karena berpisah dengan bulan suci yang penuh keberkahan, serta ampunan. Maka kemudian lantunan takbir mengagungkan keesaan Allah SWT, tahmid atau bersyukur atas segala karunia yang diberikan Allah SWT, dan tasbih yaitu menganggungkan kemahasucian Allah SWT, merupakan tombak spiritual kita dalam rangka memerangi segala macam problem kehidupan.

Derap Juang Edisi Ramadhan berpisah di artikel ini. Semoga pasca Ramadhan, keimanan kepada Allah SWT bertambah. Selamat Hari Raya Idul Fitri.

Penulis: SFM

1 COMMENT

  1. Semoga ketakwaan dalam beribadah semakin bertambah dan pahala makin berlimpah.

    Derap Juang Edisi Ramadhhan, Mantap… selalu memberikan setetes embun hati setiap pekannya.

Leave a Reply to . Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here