Kabupaten Wonosobo – Sebagai daerah yang memiliki persediaan air cukup melimpah dan menjadi penopang sumber air bagi daerah yang berada di bawahnya. Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat meminta agar pelestarian alam wajib dijaga dalam upaya mempertahankan ketersediaan air, bagi keberlangsungan hidup dan kesejahteraan anak cucu di masa depan.
“Wonosobo berada di posisi yang sangat strategis bagi konservasi air, karena secara topografi kabupaten kita berada kdi kawasan tangkapan air yang luas meliputi kawasan Gunung Bismo, kawasan Gunung Sindoro, kawasan Gunung Sumbing dan kawasan Pegunungan Selatan,” kata Bupati Afif pada acara Hari Menanam Pohon Indonesi Tahun 2022, di Desa Pagerejo Kecamatan Kertek, Selasa (29/11/2022).

Selain meliputi 4 kawasan pegunungan, Wonosobo juga berada di 4 hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yaitu, Serayu, Luk Ulo, Bogowonto dan Tulis. Karunia tersebut harus senantiasa kita jaga agar tetap memberikan kemanfaatan sampai anak cucu.
Namun, kata Bupati Afif, meskipun Kabupaten Wonosobo secara hidrogeologi memiliki sumber daya air yang luar biasa, akan tetapi saat ini patut prihatin, karena berdasarkan pendataan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dari 1.675 mata air yang ada, 196 mata air atau 11,7% diantaranya debitnya bekurang ataupun mengering.
Jika melihat kondisi riil ketersediaan air yang tidak merata di seluruh wilayah, di mana berdasarkan data dari BPBD 71 desa/kelurahan di Kabupaten Wonosobo, diantaranya mengalami kekurangan air serta menjadi prioritas penanggulangan air melalui dropping air setiap musim kemarau, di mana secara geografis sulit mendapatkan akses air minum layak, karena secara hidrogeologi Desa-desa ini berlokasi di daerah air tanah langka.
Melalui momentum tersebut, Bupati yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Wonosobo itu berharap kepada seluruh masyarakat Wonosobo, untuk secara aktif ikut melakukan upaya melestarikan alam dan menjaga sumber air yang ada disekitar dengan menanam pohon.
“Saya juga mengajak seluruh masyarakat Wonosobo, mari kenali sumber air di sekeliling kita, pastikan kelestariaanya serta jaga area tangkapan air dengan menanam pohon, sebagai upaya penting bagi konservasi mata air, yang berkaitan erat dengan sektor rumah tangga, ekonomi, industri maupun pertanian, terutama fakta bahwa sebagian besar masyarakat Wonosobo bermata pencaharian pada sektor pertanian, yang tentu saja membutuhkan sumber daya air yang cukup, dimana ketidakcukupan air dikhawatirkan akan mengancam ketahanan pangan”, katanya.
“Saya megucapkan terima-kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Desa dan masyarakat Pagerejo, yang telah menunjukkan besarnya komitmen dalam melestarikan lingkungan hidup, begitu pula dalam menghormati keberadaan mata air Tuk Surodilogo melalui prosesi “Grebeg Surodilogo”, sebagai salah satu bentuk manifestasi rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah melimpahkan rezekinya kepada seluruh masyarakat Pagerjo dan sekitarnya”, pungkasnya.
Selain penanaman pohon, pada acara tersebut juga dilaksanakan pemberian penghargaan Proklim dan Adiwiyata Kabupaten Wonosobo, serta Piagam Konservasi kepada BUMN/BUMD/Swasta.
Penghargaan Konservasi diberikan kepada Perumda Tirta Aji, PT. Indonesia Power, PT Geodipa Energy, PT. Tirta Investama, Perum Perhutani KPH Kedu Utara, serta Perum Perhutani KPH Kedu Selatan.
Penghargaan Proklim diberikan kepada Desa Blederan, Desa Larangan Kulon dan Desa Bandingan. Sementara penghargaan Adiwiyata diberikan kepada SD N 1 Kalikajar, SD N 1 Kalimendong, MI Ma’arif Kejiwan, SMP N 1 Kertek, SMPN 1 Sapuran, SMP N 3 Kertek, SMP N 3 Kalikajar, MTs Ma’arif Garung.
Koresponden: Hildan