Andika-Hendi Gelorakan Gotong Royong pada Startegi dan Kebudayaan Terhadap Kesejahteraan Rakyat  

0
Foto : Andika-Hendi pada debat Pilgub 2024 putaran ketiga

Kota Semarang – Dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, pasangan nomor urut 1 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Andika-Hendi) dan pasangan nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen (Luthfi-Taj Yasin) mengikuti debat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng) putaran ketiga yang berlangsung di Muladi Dome, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Kota Semarang, Rabu (20/11/2024).

Dengan tema debat yang diusung pada putaran ketiga yaitu “Membangun Sosial Budaya, Pendidikan, Kesehatan, dan Perlindungan untuk Masyarakat yang Sejahtera dan Toleran”, pada sesi pertanyaan tentang Indeks pembangunan kebudayaan (IPK) yang berperan sebagai alat ukur pencapain dalam pembangunan kebudayaan bagi Provinsi Jawa Tengah. Dimana salah satu dimensi IPK adalah dimensi ekonomi budaya.

Yang mana data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2023 menyebutkan bahwa skor IPK Jateng 60,89 lebih tinggi dari skor IPK nasional yakni 57,13. Namun demikian skor dimensi ekonomi budaya IPK Jateng relatif kecil yaitu 45,11. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan blm memberi kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan dan pengurangan kemiskinan di Jateng.

Adanya hal tersebut, Calon Wakil Gubernur nomor urut 1, Hendi menjawab dengan mengingatkan kembali bahwa pendiri bangsa kita Bung Karno pernah meletakkan sebuah dasar yang luar biasa untuk republik ini yang namanya gotong royong. Hasil daripada sebuah pemerasaan, memeras pancasila menjadi 3 sila kemudian 1 sila itulah gotong royong.

Dalam hal gotong royong, Hendi mengungkapkan bahwa sebenarnya problematiknya hari ini, terkadang disekeliling kita banyak masyarakat yang lebih menonjolkan individualisme, mementingkan kelompok, mementingkan agamanya, mementingkan sukunya masing-masing. Ia juga mengatakan bahwa hal tersebut sudah mencederai komitmen kita tentang makna Pancasila saat Bung Karno dan Bung Hatta memerdekakan republik ini.

“Problematiknya hari ini terkadang kita lihat disekeliling kita banyak masyarakat yang lebih menonjolkan individualisme, mementingkan kelompok, mementingkan agamanya, mementingkan suku nya masing-masing. Ini sudah mencederai komitmen kita tentang makna Pancasila saat Bung Karno dan Bung Hatta memerdekakan republik ini,” ungkapnya.

Paslon Andika-Hendi juga mengatakan bahwa keduanya akan terus menggelorakan gotong royong.

“Maka paslon Andika-Hendi, kita berdua akan terus menggelorakan gotong royong. Kami di Semarang waktu ditugaskan oleh teman-teman dipimpinan, kami pernah membuat konsep namanya bergerak bersama. Ada pemerintah, ada pengusaha, ada penduduk dengan segala ketokohannya, ada teman-teman pewarta dan semua,” kata Hendi

Hendi menyebutkan bahwa pada saat ke empat kelompok tersebut bisa kemudian berjalan dengan baik, maka mobilnya melaju kencang. Ia menceritakan juga tentang Semarang yang pernah dengan pertumbuhan ekonominya diatas 6%. Maka kemudian upah buruh ditahun 2013,2014 dan dinaikkan 50% tanpa pengusahanya marah sebab melihat situasi ekonomi yang sedang baik.

Maka dalam sebuah spirit kebudayaan paslon nomor urut 1 tersebut akan mengajak para seniman budayawan untuk mengadakan event-event. Karena kota tanpa seni dan budaya itu adalah kota kosong

Pasangan Andika-Hendi juga ingin mengisi kota kota yang ada di Jawa Tengah menjadi kota yang penuh keberadaban selain itu pariwisatanya pasti akan meningkat pesat

“Kami ingin mengisi kota kota yang ada di Jawa Tengah menjadi kota yang penuh keberadaban selain itu pariwisatanya pasti akan meningkat pesat. Kenapa meningkat pesat? Karena ada tontonan, karena ada event sehingga para penonton datang dari luar pulau, penonton datang dari lintas provinsi bahkan kota kota yang ada di luar negeri. Akhirnya ada pendapatan untuk Provinsi Jawa Tengah,” ucap Hendi.

Hal ini juga disampaikan olehnya bahwa dengan program Andika-Hendi kedepan dan dilihatnya peluang yang sangat besar Provinsi Jateng yang gemah ripah loh jinawi pada saat potensi-potensi itu dibangkitkan. Bagaimana dapat dilihat tarian ebeg, gambang Semarang, bagaimana yang di solo, serta bagaimana tempat-tempat yang lain.

“Itu apabila kemudian digelorakkan mulai dari tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, maka akan menjadi sebuah ciri khas budaya yang ada di republik ini khususnya di Provinsi Jawa Tengah. Maka kami berdua akan menggelorakan literasi budaya ini dengan baik,”tutupnya.

Tim editor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here