Kota Semarang – Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman mengikuti kegiatan kerja bakti yang dilaksanakan oleh masyarakat di lingkungan RW 03 dan RW 04, Kelurahan Mangkang Wetan. Adapun kegiatan kerja bakti ini juga turut dihadiri oleh beberapa unsur pemerintahan, yakni Plt Lurah, jajaran perangkat Kecamatan Tugu, Babinsa, serta Bhabinkanmtibmas.
Adapun kerja bakti ini memiliki fokus untuk membersihkan Daerah Aliran Sungai (DAS) di sekitar lingkungan di mana berdasarkan informasi yang dihimpun DAS tersebut mengalami sedimentasi yang cukup parah. Di sisi lain, DAS tersebut menurut warga masyarakat selama ini juga kurang mendapatkan perhatian, bahkan sudah mencapai 20 tahun tidak dibersihkan.

Kadar Lusman dalam kesempatan ini mengatakan bahwasanya DAS merupakan zona yang mesti mendapatkan perhatian khusus. Polemik banjir di Kota Semarang menurutnya selain karena disebabkan curah hujan yang tinggi juga muncul karena adanya DAS yang tidak terpelihara dengan baik. Hal inilah yang kemudian menjadi faktor pemicu terjadinya banjir di beberapa titik tertentu serta dampaknya merugikan masyarakat baik secara material maupun immaterial.
“Kesadaran masyarakat untuk mengkonservasi lingkungan di sekitarnya perlahan kita bangun bersama-sama. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk merawat lingkungan ini harus terus kita jaga, apalagi DAS ini memiliki peran yang penting untuk mengalirkan air ke laut. Ketika DAS berfungsi secara normal, tentu ke depan tidak ada lagi masalah banjir di Kota Semarang, masyarakat juga tidak dirugikan dengan bencana banjir tersebut baik secara material maupun immaterial,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kadar Lusman juga meminta supaya kegiatan kerja bakti ini tidak dilaksanakan sekali saja, melainkan juga harus terus dilakukan secara berkelanjutan dan menyasar ke berbagai aspek lingkungan yang lain. Untuk itu, maka solidaritas sosial dan kesadaran kolektif yang mulai tumbuh tersebut harus benar-benar diperhatikan, salah satunya adalah dengan membangun sinergitas bersama pemerintah baik di ranah eksekutif maupun legislatif.
“Jangan jadikan sebagai ceremonial semata, melainkan juga harus dimaknai sebagai langkah kita, tanggung jawab kita untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, tertata, serta jauh dari kata bencana. Hal baik yang kita lakukan hari ini mesti dipertahankan, tidak boleh kemudian berhenti di tengah jalan. Kesolidan masyarakat harus dicipatakan sekaligus bersamaan dengan partisipasi aktifnya. Ketika terdapat kendala, komunikasi dengan Pemkot Semarang dan saya yakin baik eksekutif maupun legislatif pasti akan hadir untuk memberikan dukungan yang konkret,” terangnya.
Terakhir, Kadar Lusman menegaskan bahwa kegiatan kerja bakti yang dilakukan oleh masyarakat ini merefleksikan implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Gotong royong sebagai nilai essensial Pancasila terefleksikan melalui kegiatan kerja bakti ini di mana antar warga masyarakat saling bahu-membahu untuk memberikan yang terbaik bagi kepentingan umum.
“Kerja bakti ini adalah wujud pengamalan kita terhadap Pancasila secara konkret dan faktual. Bung Karno selaku pencetus Pancasila yang digali dari nilai-nilai luhur dan budaya bangsa mengatakan bahwasanya essensi dari Pancasila adalah gotong royong. Hari ini masyarakat berpartisipasi, saling bahu-membahu untuk membersihkan DAS, dan yang paling penting memiliki tujuan yang sama supaya lingkungan di sekitarnya jauh lebih baik. Artinya, nilai-nilai kegotong-royongan ini benar-benar kita terapkan bersama di lapangan,” tandasnya.
Koresponden : Wisda