Kabupaten Grobogan – Edy Wuryanto, anggota Komisi IX DPR RI akan memberikan prioritas perhatian atas jasa-jasa para perawat Honorer agar menjadi pertimbangan untuk pengangkatan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hal tersebut ditegaskannya saat melakukan Kunjungan Kerja di DPD PPNI Kab. Grobogan, sekaligus memperingati HUT Persatuan Perawat Nasional Indonesia pada Rabu (17/3/2021).
Politisi PDI Perjuangan tersebut akan melakukan rapat kerja gabungan dengan Kementerian Kesehatan RI, Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI, Kementerian Dalam Negeri RI, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Tidak hanya itu, dirinya juga menegaskan akan menggelar rapat koordinasi bersama Asosiasi Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI), dan Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI) terkait permasalahan tenaga perawat Honorer ini.
“Terkait Tenaga Honorer jangan diragukan kemampuannya, bahkan bisa lebih bagus dari perawat yang sudah PNS,” ungkap Edy Wuryanto.
Rekomendasi ini juga menurut Edy Wuryanto penting karena tenaga kesehatan salah satu tenaga kerja di Indonesia yang perlu sangat dipertimbangkan jasanya pada masyarakat. Hal ini karena pengabdian dan kerjanya penuh tantangan dan menyangkut kehidupan orang banyak.
“Dengan menjadi seorang perawat mereka dituntut untuk bekerja selalu tepat waktu, menganalisa sakit pasien, hingga membantu menentukan tindakan selanjutnya,” ungkapnya kepada media.
Pakar Politik dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Mantan Ketua PPNI Jawa Tengah itu berharap semoga semua segera tuntas persoalan tenaga Honorer. Hal ini karena memang bagaimana pun mereka mempunyai jasa yang luar biasa ke masyarakat.
“Nantinya saya akan mengusulkan agar pemerintah membuat road map yang jelas untuk menganggarkan perawat Honorer ini menjadi PNS atau PPPK. Selain itu Kemenkes diminta segera melakukan pendataan perawat Honorer di seluruh Indonesia untuk diteruskan ke KemenpanRB dan menjadi database di BKN,” tutup Edy Wuryanto.
Koresponden : Nanang – Faisal