Upaya Perbaikan RTLH Sebagai Langkah Penanggulangan Kemiskinan di Banjarnegara

1
Andang Wahyu Triyanto, SE.MM Bersama Komisi D DPRD Provinsi Jateng berdiskusi dengan Pemkab Banjarnegara soal program perbaikan RTLH untuk menanggulangi kemiskinan, Senin (3/2/2025).

BANJARNEGARA – Andang Wayhyu Triyanto, SE, MM, bersama anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah, melakukan pengawasan tematik terhadap pelaksanaan Program Bantuan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Banjarnegara.

Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan, mengingat Banjarnegara masih berada di posisi kelima terbawah dalam daftar kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah.

Andang menegaskan bahwa bantuan RTLH memiliki peran strategis dalam memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat, yang pada gilirannya akan berdampak pada penurunan angka kemiskinan.

“Kami sangat berharap program ini memberikan perubahan signifikan, tidak hanya dalam meningkatkan kualitas rumah, tetapi juga menjadi pemicu bagi masyarakat untuk keluar dari belenggu kemiskinan. Dengan rumah yang lebih layak, kualitas hidup mereka akan meningkat,” ujarnya.

Pada 2024, Banjarnegara mendapat alokasi bantuan untuk 719 unit rumah, dengan target kenaikan menjadi 791 unit pada 2025. Bantuan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mendesak akan rumah layak huni sekaligus berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pj. Bupati Banjarnegara, Muhamad Masrofi, dalam pemaparannya menyebutkan bahwa data dari BPS Banjarnegara menunjukkan penurunan angka kemiskinan, dari 14,90% pada 2023 menjadi 14,71% pada 2024, atau turun sebesar 0,19%. Ini merupakan pencapaian signifikan, tercatat sebagai angka kemiskinan terendah dalam dekade terakhir.

“Jumlah penduduk miskin di Banjarnegara turun sebanyak 1.310 jiwa, dari 138.990 jiwa pada 2023 menjadi 137.680 jiwa pada 2024,” jelasnya.

Masrofi juga memaparkan data mengenai kemiskinan ekstrim, yang menunjukkan penurunan signifikan. Pada 2021, kemiskinan ekstrem tercatat sebesar 3,95%, atau 36.590 jiwa, kemudian turun menjadi 1,53% pada 2022 (14.230 jiwa), dan lebih lanjut menurun menjadi 1,50% pada 2023 (14.010 jiwa). Pada 2024, angka kemiskinan ekstrem kembali menurun menjadi 1,09%, dengan jumlah penduduk 10.180 jiwa.

“Target nasional adalah 0% untuk kemiskinan ekstrem, namun kami terus berusaha menurunkan angka ini. Meskipun saat ini masih ada 1,09% penduduk miskin ekstrem, penurunan yang konsisten sejak 2021 memberikan harapan besar,” tambahnya.

Andang juga menekankan pentingnya percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem melalui program RTLH. Ia berharap dampak positif program ini dapat dirasakan lebih luas, tidak hanya di Banjarnegara, tetapi juga di seluruh Provinsi Jawa Tengah. Andang mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan lebih kompetitif.

Koresponden: Riyan

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here