Sartono Gelar Tasyakuran Pasca Pengesahan Warga PSHT

5
Foto: Kegiatan Tasyakuran yang Diinisiasi oleh Sartono

Kabupaten Karanganyar – Telah disahkan sebagai warga PSHT tingkat satu pada bulan Agustus kemarin, PSHT Ranting Jatiyoso, Cabang Karanganyar, Pusat Madiun menggelar syukuran warga baru. Kegiatan dibalut dengan kombinasi unsur budaya dipadu dengan silat. Kegiatan dihadiri oleh Ketua PSHT Cabang Karanganyar Pusat Madiun dan jajaran, Ketua Ranting Jatiyoso Sartono, S.H., Dewan Kehormatan PSHT Karanganyar Bagus Selo dan seluruh warga PSHT Pusat Madiun yang hadir pada Minggu (16/10) di Lapangan Desa Beruk, Jatiyoso.

Sartono menuturkan kegiatan syukuran ini diselenggarakan 2 sesi, sesi pertama pukul 10.00 – 17.00 WIB dengan agenda gelar budaya yang dimeriahkan oleh 7 Dadak Merak Singo Browijoyo serta Seni Pencak Silat Jago Tarung Jatiyoso dan dilanjut pukul 18.00 – 23.59 WIB dengan penampilan Zelinda Music Feat Garaga.

Foto: Sartono Dorong Warga PSHT Senantiasa Menjadi Motor Penggerak Soliditas Sosial

“Acara seperti ini memang diadakan setiap tahun setelah pengesahan, kemudian dilanjutkan dengan syukuran tingkat Ranting (Kecamatan). Mungkin ada beberapa wilayah tingkat Rayon (Desa/Kelurahan) juga mengadakan syukuran warga baru seperti ini,” ungkap Sartono yang juga merupakan Kader PDI Perjuangan tersebut.

Dirinya menekankan sebisa mungkin dalam kegiatan PSHT harus ada unsur budaya dan tentu silat yang utama, inilah langkah konkret pihaknya untuk menjaga tradisi budaya yang ada di Indonesia.

Sebagai Warga Tingkat Dua, Sartono memberikan wejangan kepada warga baru untuk tetap bijak dan menjadi manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi melalui pelajaran pencak silat.

Seperti halnya dalam pembukaan Mukadimah PSHT ‘Bahwa sesungguhnya hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing menuju kesempurnaan, demikianpun kehidupan manusia sebagai makhluk Tuhan yang terutama, hendak menuju keabadian kembali kepada Causa Prima, titik tolak segala sesuatu yang ada, melalui tingkat ke tingkat. Namun tidak setiap insan menyadari bahwa apa yang dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati nuraninya.’

Koresponden : ERS

5 COMMENTS

Leave a Reply to Anonymous Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here