Refleksi Halal Bihalal Dalam Internal Korps Melalui Pertemuan Virtual

0
Halal Bihalal virtual Komunitas Juang Kab. Temanggung

Kabupaten Temanggung – Dalam rangka meningkatkan soliditas dan solidaritas serta untuk menjalin tali silaturahim, Korps Komunitas Juang Kabupaten Temanggung menyelenggarakan pertemuan secara virtual. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Korps di masing-masing teritori serta segenap Asisten Mentor Juang (AMJ) yang ditugaskan di Kabupaten Temanggung. Minggu (23/05/2021).

Melalui momentum yang juga masih bernuansa lebaran ini, maka tugas dan fungsi manusia adalah kembali untuk menyucikan diri sebagaimana fitrahnya. Berbagai praktik deviasi dan desorsi di dalam Korps yang pernah dilakukan oleh anggota merupakan sebuah keniscayaan yang pasti terjadi, mengingat manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Yang paling utama dari kejadian tersebut manusia mestinya mengambil hikmahnya dalam rangka mengembangkan Karakter, Kompetensi, maupun Kapasitas, sehingga kedepannya tercipta sebuah iklim yang favorable di dalam internal Korps.

Selaku Koordinator Lapangan AMJ di Kabupaten Temanggung, Yusuf Arinton Sasongko menuturkan jikalau momentum pertemuan virtual ini menjadi alternatif strategis untuk membangun harmonisasi di dalam internal Korps. “Pemerintah masih mempunyai roadmap policy di mana terjadi pembatasan mobilitas sosial. Hal ini mempunyai kekuataan hukum yang mengikat dengan dampak utama untuk menyelematkan masyarakat dari bahaya Pandemi Covid-19. Melalui pertemuan virtual ini setidaknya kami bisa saling bertegur sapa dan saling merefleksikan makna kembalinya manusia di dalam kesucian pikir, hati, maupun jiwa,” tutur AMJ Yusuf Arinton Sasongko.

AMJ Yusuf Arinton Sasongko

Dalam praktiknya, momentum hari raya lebaran di Indonesia juga diidentikkan dengan kegiatan Halal Bihalal. Secara kultural, makna Halal Bihalal adalah sebuah strategi yang dicanangkan guna menjalin komunikasi, konsolidasi, dan rekonsiliasi di dalam masyarakat. Masyarakat Indonesia yang mempunyai peradaban adiluhung ini tentu harus mempunyai strategi yang humanistik, logis, serta sistematis dalam rangka memecahkan sebuah dinamika. Salah satu langkah konkretnya adalah berdialektika dengan mengutamakan rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia dengan tujuan untuk menciptakan romantika.

Momentum Halal Bihalal secara historis digagas oleh The Founding Fathers Bangsa Indonesia, yaitu Bung Karno. Brainstorming dan kontemplasi yang dilakukan oleh Bung Karno ini distimulasi oleh realitas praktik kehidupan sosial dan politik. Pada era itu, tidak sedikit para politisi saling menjatuhkan dan menyalahkan guna mengambil simpati masyarakat serta untuk menunjukkan eksistensi diri. Di sisi lain, ego sektoral yang terbentuk juga mengakibatkan adanya tindakan friksional, padahal jelas hal ini akan berdampak pada disintegrasi bangsa.

“Melalui acara Halal Bihalal, setidaknya kita bisa mencontoh alternatif strategis yang dicanangkan oleh Bung Karno. Berbagai dinamika yang ada di dalam Korps harus disikapi dengan bijak dan inklusif, salah satunya dengan berdialektika serta saling memaafkan. Tentunya, kita harus mengambil hikmah dari segala dinamika yang ada sehingga terciptalah romantika Korps dalam rangka Melu Memayu Hayuning Bawono,” pungkas AMJ Yusuf Arinton Sasongko.

Koresponden: Enggar dan Zidan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here