Podcast Bersama NU Channel, Saryan: Pancasila Harga Mati

2

Kabupaten Magelang – Ketua DPC PDI Perjuangan Kab. Magelang, Saryan Adiyanto, S.E., menjadi narasumber podcast yang digelar NU Borobudur. Acara yang diinisiasi oleh Lembaga Ta’lif Wan Nasyr (LTNU) Borobudur tersebut mengangkat tema, “Merawat Kebhinekaan dan Menjaga Keindonesiaan Dalam Bingkai Pancasila, disiarkan secara langsung di akun media sosial resmi NU Borobudur Magelang, Selasa (1/6/2021).

Dalam kesempatan itu, Saryan menceritakan sang proklamator, Ir. Soekarno menggali Pancasila yang menjadi dasar negara. Saryan juga mengajak kepada masyarakat untuk tetap mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Saryan menambahkan, sejak Indonesia merdeka pada 1945, Pancasila sudah ditetapkan sebagai dasar negara.

“Terdapat tiga rumusan dasar negara yang diberi nama Pancasila. Pertama adalah rumusan konsep Bung Karno yang disampaikan dalam pidatonya pada 1 Juni 1945. Kemudian yang kedua, yaitu rumusan oleh panitia sembilan yang diketuai oleh Bung Karno dalam Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Sedangkan yang ketiga yaitu rumusan final pada pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI),” jelas Saryan, yang juga Ketua DPRD Kab. Magelang.

Saryan menegaskan, meskipun ada tiga rumusan, namun Pancasila hanya ada satu, sebagaimana sila-silanya termaktub dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945. Proses pembentukannya dimulai dari pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945, kemudian berkembang dalam naskah piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 oleh Panitia Sembilan, sampai dengan tercapai konsensus nasional pada 18 Agustus 1945 oleh PPKI, sehingga keseluruhan proses tersebut harus selalu dimaknai sebagai satu kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai dasar negara oleh para pendiri bangsa.

“Pada saat ini, masyarakat mudah sekali terpecah, karena fanatisme yang berlebihan, tanpa diimbangi dengan literasi dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, dengan mudah diadu domba, hanya karena berbeda pendapat. Padahal perbedaan itu sudah ketentuan dari Tuhan dan kita wajib merawatnya. Perbedaan adalah keniscayaan, persatuan adalah keharusan,” pungkasnya.

Koresponden: Danang

2 COMMENTS

Leave a Reply to Anonymous Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here