Kota Semarang – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang akrab disapa Mas Hendi menyebutkan, jika pola pikir pembangunan kota/kabupaten hanya berfokus pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maka pembangunan yang terdepan akan selalu diraih kota-kota besar.
Mas Hendi mengatakan,”tapi Masak sih kita tidak boleh seperti Surabaya? Tidak boleh seperti Bandung? Apalagi seperti Jakarta. Tidak usah mimpi,” ungkap Mas Hendi, dalam dialog bersama sejumlah Wali Kota dan Bupati di Pendopo Kab. Batang, Selasa (20/9/2022).
Pihaknya menjelaskan, dengan tren yang ada saat ini, agak sulit mengejar APBD daerah-daerah yang sudah besar, sehingga pola pikir pembangunan tidak lagi bisa apabila hanya bertumpu pada kemampuan anggaran daerah semata.
“Kita ingin seperti Surabaya, namun Kota Semarang APBDnya Rp. 5 triliun, sedangkan Surabaya sudah 10 triliun. Kita ingin seperti Kota Bandung, namun juga sama, APBDnya besar Bandung. Terus bagaimana, agar kita ini bisa membuat lompatan pembangunan?” lempar Hendi kepada forum.

Maka, Mas Hendi menjelaskan, setiap daerah harus memiliki semangat untuk bisa saling mendukung satu sama lain, agar kemudian kemajuan daerah masing-masing bisa didorong bersama. Pihaknya menambahkan, di Semarang sudah menjalankan konsep Bergerak Bersama yang cukup efektif, di mana pembangunan tidak hanya bertumpu pada anggaran pemerintah, namun juga ada yang dari investasi dan csr swasta, swadaya masyarakat, hingga media massa, melalui pemberitaan yang membangun.
Maka dari itu, dalam pertemuan dengan sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah itu, Mas Hendi menegaskan keyakinannya, bahwa keterbatasan anggaran pembangunan daerah saat ini menjadi tantangan bagi semua kepala daerah. Hal tersebut disampaikannya di hadapan Wali kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, Bupati Kendal, Dico Ganinduto, serta Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, yang hadir secara langsung dalam kesempatan itu.
Mas Hendi melanjutkan, hal penting bagi semua pihak hari ini, yaitu setiap daerah tidak boleh berdiri sendiri-sendiri dan saling berkompetisi. Dengan teknologi informasi yang semakin berkembang, maka sekat-sekat yang ada tidak diperlukan lagi, sehingga bisa membaur menggunakan konsep bergerak bersama.
“Duplikasi program antar daerah bukanlah hal yang tabu, dan menjadi sebuah hal yang harus dijauhi. Saya mencontohkan, jajaran Pemkot Semarang juga sering melakukan perjalanan ke berbagai daerah untuk mencari inovasi baru. Nantinya, pada saat kembali ke Kota Semarang mereka harus memaparkan hal yang ditemukan di tempat kunjungan, yang dimungkinkan juga kemudian dilakukan ATM, yaitu amati, tiru, modifikasi,” tutup Mas Hendi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang.
Koresponden : WP – Didik