Kabupaten Temanggung – Salah satu Calon Kader Komunitas Juang (CKJ) Kab. Temanggung, Yoga Prasetia yang beralamat di Desa Petarangan, Kecamatan Kledung, melihat potensi alam yang berada di wilayah Kab. Temanggung sebagai peluang untuk memberdayakan masyarakat. Menurut Yoga, optimalisasi potensi daerah bisa diwujudkan oleh pemuda. Syarat utamanya adalah dengan membangun tim yang solid, serta mampu mewujudkan visi misinya, dalam rangka membuka objek wisata. Selain itu, hal tersebut juga harus mendapatkan pendampingan dan pengarahan, baik dari instansi terkait, maupun dari pihak yang berpengalaman di sektor tersebut.
Wilayah perbukitan yang ada di sekitar lingkungannya dioptimalkan menjadi objek wisata yang bernama Bukit Botorono. Sinergitasnya dalam membangun usaha tersebut dibangun sejak Tahun 2015. Melalui mekanisme persiapan yang matang, proses perizinan yang legal, sampai dengan strategi promosi yang baik, Wisata Botorono ini berhasil didirikan pada Tahun 2020. Hal tersebut mendapatkan simpati dari wisatawan.

Yoga Prasetia mengatakan, pembangunan wisata di Bukit Botorono ini dapat menjadi sarana untuk memberdayakan pemuda. Yoga menambahkan, berawal dari sebuah pemikiran, namun sekarang telah menjadi kenyataan. Melalui managemen yang dikelola dengan baik, pemuda tentunya dapat terstimulasi untuk terus meningkatkan kreativitas dan inovasi. Hal ini jelas memberikan efek berupa meningkatnya solidaritas, kekompakan para pemuda, karena selalu terbina dengan optimal.
Yoga juga mengungkapkan, dalam perjalanannya, Wisata Bukit Botorono ini mampu menyuguhkan keindahan yang membuat pengunjung terkesan. Momentum sunrise menjadi hal yang paling dicari oleh wisatawan di Bukit Botorono ini. Mata pencaharian penduduk yang bergelut di bidang pertanian juga menjadi daya dukung terhadap objek wisata tersebut. Selain itu, komoditas tembakau dan kopi yang diracik dengan teknik tradisional, juga memberikan kenikmatan tersendiri bagi wisatawan. Apabila hal ini terkelola dengan baik, maka relevansinya juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Tantangan teknis pasti ada, misalnya, membawa gazebo ke puncak bukit. Hal ini harus kita hadapi dengan manajemen yang baik dan optimal. Kami akan terus berupaya sebaik mungkin dalam menyajikan pelayanan jasa kepada pengunjung. Saya berharap, nantinya juga akan memberikan sinergitas terhadap perekonomian masyarakat lebih luas dan intensif. Kami sedang mempersiapkan perencanaan sedetail mungkin, termasuk strategi wisata, agar dapat menjangkau pengunjung dari luar daerah,” pungkasnya.
Koresponden : Enggar