Kota Pekalongan – 27 Juli menjadi hari yang bersejarah bagi PDI Perjuangan. Tepat di tanggal itu, ada peristiwa yang sangat penting bagi PDI Perjuangan. Mengenang peristiwa tersebut Bamusi Kota Pekalongan menggelar doa bersama di aula DPC PDI Perjuangan, Selasa malam (26/7/2022).
Pembina Bamusi Kota Pekalongan H. Masykur mengungkapkan kegiatan ini sebagai cara mengenang para pahlawan demokrasi yang pada saat itu gugur. Ia mengajak kader Partai yang hadir untuk mendoakan para pejuang demokrasi tersebut.
“Kerusuhan 27 Juli banyak memakan korban, yang mana mereka merupakan pahlawan demokrasi, sudah sepantasnya kita mengenang mereka, seperti kata Bung Karno Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, 27 Juli merupakan bagian dari sejarah PDI Perjuangan dan kita harus mengingatnya,” ujar H. Masykur.
Ketua Bamusi Kota Pekalongan Kiayi Qosim memimpin doa untuk para korban kerusuhan 27 Juli. Seraya menadahkan tangan, doa tersebut ditunjukkan kepada para pejuang demokrasi agar ditempatkan di sisi golongan para syuhada.
“Dalam suasana yang penuh khidmat dan syahdu, kami memanjatkan puji dan syukur keharibaan-Mu perkenankan kami bersimpuh dalam malam doa bersama ini memohon kehadirat-Mu curahkanlah rahmat dan kasih sayang-Mu kepada para korban. Ampunilah mereka, selimuti mereka dengan rahmat dan maghfirah-Mu atas keikhlasan pengabdian dan pengorbanan mereka, muliakanlah derajat mereka di sisi-Mu dalam golongan para syuhada,” doa Kiayi Qosim yang diamini para kader.
Selesai doa bersama, acara dilanjutkan dengan nonton bareng film dokumenter tentang kerusuhan 27 Juli. Kerusuhan 27 Juli adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri.
Koresponden: Annis