Kadar Lusman Dorong Perempuan Berdaya Hadapi Bencana

0
Foto: Kadar Lusman Memaparkan Materi di Hadapan Peserta FGD

Kota Semarang – Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman hadir sebagai narasumber dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema ‘Perempuan Tangguh dan Tanggap Bencana di Kecamatan Tugu’. Adapun acara yang dilaksanakan di Aula Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu ini turut dihadiri oleh Camat Tugu Pranyoto, Sekcam Tugu Sugiman, Lurah Mangunharjo, Tim Penggerak PKK Kecamatan Tugu, Tim penggerak PKK kelurahan Mangnharjo, Kader Posyandu, FKK dan ibu-ibu perwakilan dari tiap RW di Kelurahan Mangunharjo.

Kadar Lusman mengatakan bahwasanya FGD ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kepada masyarakat, utamanya adalah perempuan bahwa eksistensinya memiliki peran yang signifikan dalam upaya mitigasi maupun penanggulangan pasca bencana terjadi.

Foto: Kadar Lusman Sebut Perempuan Punya Peran Strategis dalam Upaya Mitigasi Bencana Maupun Penanggulangan Pasca Terjadi Bencana

Tak cukup sampai di situ, dipaparkan olehnya bahwa perempuan yang selama ini menyandang konstruksi sosial berupa stigma ‘Dapur, Sumur, dan Kasur’ harus dirubah ke arah yang lebih moderat. Perempuan di masa aktual menurutnya mempunyai stratifikasi sosial yang setara dengan laki-laki, termasuk dalam perannya ketika menghadapi bencana alam maupun sosial yang terjadi di masyarakat.

“Jadi mindset-nya harus bertransformasi, karena perempuan punya stratifikasi sosial yang setara dengan laki-laki. Segala bentuk patriarki harus mulai diredukasi secara harmonis. Saya meyakini perempuan punya ketangguhan dalam menghadapi bencana alam maupun sosial yang terjadi. Dalam mitigasi bencana misalnya, perempuan adalah pemberi edukasi kepada keluarganya, kepada anak-anaknya. Ketika tanggap darurat atau pasca bencana, perempuan adalah sosok pertama yang beperan menguatkan mental untuk bangkit,” terangnya, Rabu (23/11/2022).

Untuk aktivitas sosial, perempuan juga dijelaskan oleh Kadar Lusman punya peran yang tidak bisa digantikan oleh laki-laki. Perempuan bergerak atas realitas yang terjadi berdasarkan rasa, sementara laki-laki secara psikologis bergerak atas dasar logika.

“Kalau dalam psikologi, perempuan itu punya kepekaan sosial yang lebih baik, karena laki-laki tolok ukurnya adalah logika. Artinya, secara alamiah perempuan punya jiwa filantropi yang baik dalam bersimpati maupun berempati. Ketika ada lansia atau anak-anak yang butuh bantuan, perempuan biasanya akan lebih merasakan dan kemudian bertindak. Dengan hal ini, maka perempuan sebenarnya punya peran yang besar bagi upaya penanggulangan bencana,” lanjutnya.

Terakhir, Kadar Lusman juga menegaskan bahwa instansi yang dipimpinnya, yakni DPRD Kota Semarang punya komitmen untuk terus memberdayakan kompetensi dan kapabilitas perempuan dalam penanggulangan bencana. Wujud konkretnya, ia membeberkan akan melakukan FGD di wilayah-wilayah lainnya serta menstimulasi terciptanya keterbukaan profesi di bidang penanggulangan bencana.

“DPRD Kota Semarang tentu akan ikut menunjukkan peran yang mendukung eksistensi perempuan. FGD akan kami laksanakan seperti hari ini di wilayah-wilayah lainnya. Kami juga mencoba untuk memberikan peran di aspek regulasi di mana nantinya perempuan lebih punya kesempatan yang terbuka untuk mengisi pos-pos strategis institusi penanggulangan bencana seperti pada Damkar, BPBD, maupun SAR,” tandasnya.

Koresponden : Wisda

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here