SEMARANG, DerapJuang – Beragam perlombaan digelar oleh DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia di Panti Marhaen, Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Kota Semarang, Sabtu (17/8).
Lomba diikuti oleh jajaran struktur dan fungsionaris DPD, anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD Kabupaten/ Kota, serta sejumlah badan dan organisasi sayap partai DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah seusai melaksanakan upacara bendera.
Lomba khas 17-an tersebut diantaranya tarik tambang, memasukkan pensil dalam botol, pukul air, makan krupuk, balap bakiyak, tenis meja, balap egrang, bahkan tangkap belut. Bertempat di halaman Panti Marhaen, acara berlangsung meriah.

Sekjen DPD PDI Perjuangan, Bambang Kusriyanto menyebut bahwa lomba yang diselenggarakan tiap tahun ini selain untuk memeriahkan HUT ke-74 Republik Indonesia, juga sebagai ajang untuk menambah ikatan kekeluargaan di tubuh PDI Perjuangan Jawa Tengah.
“Perlombaan ini rutin diselenggarakan tiap tahun, selain sebagai peringatan HUT ke-74 Republik Indonesia, lomba-lomba semacam ini bisa dijadikan untuk mempererat dan meningkatkan kekompakan keluarga besar PDI Perjuangan Jawa Tengah,” tutur pria yang juga akrab disapa Bambang Krebo.

Selain perlombaan, PDI Perjuangan Jawa Tengah juga menggelar doa bersama dan pemotongan tumpeng di Aula DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah. Menurut ST Sukirno mewakili DPD partai dalam sambutannya menyebut bahwa doa disertai pemotongan tumpeng merupakan tradisi pendahulu yang terus dilestarikan oleh PDI Perjuangan.
“Sebetulnya ini merupakan suatu tradisi yang sudah dilakukan oleh pendahulu atau nenek moyang kita dalam kaitannya dengan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita,” tuturnya.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Badan Diklat dan Pelatihan (Badiklatda) PDI Perjuangan Jawa Tengah ini juga menceritakan bagaimana filosofi dari tumpeng tersebut.

“Kok nggawe tumpeng kenopo to, iku dienggo ngucapken panuwun marang Gusti sing maringi gesang dan sak kabehe nganti saiki awake dewe iso urip. Maka tumpeng itu bentuknya kerucut, bagaimanapun juga kita yang hidup di dunia semuanya itu akan menuju ke yang satu, yaitu Tuhan,” terangnya.
Setelah pemotongan tumpeng, ditempat yang sama acara ditutup dengan pengumuman dan penyerahan hadiah lomba.
Saiful Munir