Kabupaten Banyumas – Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Fraksi PDI Perjuangan, Dapil Banyumas-Cilacap, Bambang Hariyanto Bachrudin, menyelenggarakan sosialisasi Penguatan Demokrasi Daerah, dengan tema ‘Partisipasi politik masyarakat di Banyumas’.
Selain BHB panggilan akrab KomandanTe Bintang Tiga Dapil Banyumas Cilacap, Bambang Hariyanto Bachrudin, hadir pula Dosen dan Ketua Program Studi (Kaprodi) Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed, Edi Santoso sebagai narasumber, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kab. Banyumas, Arie Suprapto, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kab. Banyumas Bidang Kebudayaan, Jarot Setyoko, hadir juga dari kalangan muda PDI Perjuangan, perwakilan BMI, Komunitas Juang dan sebagian besar mantan struktur PAC dan Ranting PDI Perjuangan se-Kab. Banyumas. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Balai Kelurahan Purwanegara, Kec. Purwokerto Utara, Minggu (11/12/2022).
BHB panggilan akrab Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah, mengatakan, tingkat partisipasi masyarakat terhadap politik dapat diwujudkan melalui konsistensi relasi.
“Tingkat kepercayaan masyarakat kepada calon pemimpin harus terus dibangun, agar hubungan antara pemilih dengan yang dipilih tetap terjalin dengan cara pendekatan mulai dari awal sosialisasi visi misi dan program yang ditawarkan calon pemimpin sampai dengan setelah terpilih menjadi pemimpin,” tegasnya.

Lebih lanjut, BHB yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Tengah menambahkan, dengan diadakannya giat sosialisasi ini diharapkan, bisa menggugah kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi politik.
“Partisipasi politik masyarakat di Kab. Banyumas sudah luar biasa. Pada tahun 2019 saja sudah mencapai 78% dari jumlah DPT di Banyumas dan yang terbanyak malah justru dari partisipasi perempuan,” imbuhnya.
Sementara itu, Dosen dan Ketua Program Studi (Kaprodi) Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed, Edi Santoso menjelaskan, tingkat partisipasi politik masyarakat masa kini, cenderung terbawa zaman digitalisasi, survei terbanyak pengguna digital pada kaum muda atau yang disebut dengan generasi Z.
“Masyarakat lebih memilih partisipasi politik di dunia maya, daripada partisipasi politik dunia nyata. Mereka lebih asyik ngobrol di media sosial ketimbang obrolan tatap muka warung kopi atau poskamling, diskusi bersama pada rapat-rapat politik,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Edi menyarankan kepada pelaku Politik untuk melestarikan obrolan tatap muka dan rapat-rapat politik, agar pendidikan demokrasi politik tidak samar dan nyata sumbernya, tidak bias, tidak penuh hoaks, sehingga lahir sebuah aksi kolektif masyarakat yang baik yang peduli dan partisipatif.
Koresponden : Aim