Kabupaten Banyumas – Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P., terus berupaya menekan angka stunting. Satu di antaranya, dengan meninjau secara langsung pelaksanaan posyandu di tingkat desa. Kali ini, Rabu (26/7) Ganjar yang juga Kader PDI Perjuangan datang ke Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang. Ganjar langsung menuju lokasi Posyandu Putra Lestari 2, untuk ikut menimbang berat balita bernama Ellen Mecca. Dengan ramah, Ganjar ikut menenangkan seorang balita yang berada di atas alat timbang
“Ini kita tidak boleh berhenti penanganan stunting dan memperhatikan ibu hamil. Maka ini bagus, ada senam ibu hamil, penjelasan pada ibu hamil yang baru. Mesti periksa setidaknya enam kali selama masa kehamilan. Terus asupan gizinya, suaminya mesti ngantar. Ini cara yang bagus,” ujar Ganjar.

Ia mengapresiasi pelaksanaan Posyandu di Desa Kracak, karena antusiasme kader kesehatan dan ibu-ibu yang terlibat. Selain itu, angka stunting di desa tersebut nol persen.
“Tadi saya melihat ada yang diperiksa ibu-ibu kumpul berapa dan yang stunting nol. Maka, perhatian para kader kesehatan bagus sekali, bidan desa hebat. Dokter puskesmas serta kades bagus,” puji Ganjar.
Menurutnya, edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan sejak dini. Edukasi itu bisa dilakukan, di antaranya pada perempuan yang belum menikah, ibu hamil baru, dan calon suami serta keluarga. Hal ini agar masyarakat mengerti dan paham, bagaimana mempersiapkan kehamilan yang baik, untuk mewujudkan generasi yang sehat dan cerdas.

Setelahnya, Ganjar kemudian berpindah tempat untuk memberikan bantuan sarana dan prasarana pendidikan senilai Rp150 juta, kepada Yayasan Politeknik Gusdurian Banyumas. Kampus itu menyediakan program studi vokasi dengan gelar sarjana terapan serta masih menggunakan gedung Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Jalan Merdeka No 23 Purwokerto.
Bantuan berupa 10 unit set komputer dan dua unit kamera diberikan langsung oleh Ganjar, kepada Direktur Politeknik Gusdurian, Ngutsman Mukromin. Bantuan itu bersumber dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah dan CSR. Adapun bantuan ditujukan untuk menunjang metode pendidikan di kampus tersebut.
Menurut Ganjar, pemberian bantuan tersebut adalah bentuk sikap gotong royong dalam mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang baik. Dukungan itu, diharapkan bisa menjadi pondasi dalam merintis akses pendidikan bagi masyarakat.

“Ini cara kita bergotong-royong. Namun, harapan kita ini bisa menjadi pondasi. Saya titip pada dosen, pendiri yayasan dan mereka yang peduli, siapkan dengan baik. Nanti yang sekolah di sini bisa benar-benar mendapatkan metodologi belajar yang bagus. Dan anak-anak bisa menjadi anak yang cerdas dan terampil,” pungkasnya.
Koresponden : Aim