Kabupaten Kendal – Anggota DPD RI sekaligus MPR RI, Casytha A. Kathmandu menggandeng Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Tengah mengadakan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI dan Dialog Kepemimpinan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendorong pemuda siap memimpin dan memiliki dampak bagi bangsa.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Casytha A. Kathmandu yang menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar Pilar Kebangsaan MPR RI, dan Ali Khamdi dengan Dialog Kepemimpinan. Hadir juga dalam kegiatan ini Ketua Umum PW IPM Jawa Tengah Saudara Daei Aljanni beserta pengurus dan Kader IPM Jawa Tengah sebagai peserta. Bertempat di Kampoeng Rasa Kendal, Sabtu (20/07/2024).
Ketua Umum PW IPM Jawa Tengah Daei Aljanni menyampaikan terima kasih kepada Casytha A. Kathmandu yang sudah memberikan kesempatan untuk berkolaborasi mengadakan kegiatan bersama yakni Sosialisasi Empat Pilar dan Dialog Kepemimpinan yang bertajuk “Muda Memimpin & Berdampak”.
Kemudian, Casytha A. Kathmandu sebagai MPR RI menjelaskan bahwa Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI merupakan Program MPR RI yang menjadi bagian tugas dan kewajiban Anggota MPR RI untuk mensosialisasikan dan memasyarakatkan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Binneka Tunggal Ika ke konstituen daerah pemilihannya.
Selain itu, Casytha A. Kathmandu juga mengajak memahami nilai-nilai jawa terutama konsep filosofi jawa “Nderek Memayu Hayuning Bawana” yang artinya ikut mempercantik keindahan dunia. Diawali dengan Bawana Alit sampai Bawana Ageng jika ingin menjadi seorang pemimpin dan memberikan dampak bagi masyarakat.
“Saya berasal dari Solo, dikeluarga saya selalu diajarkan memegang teguh nilai-nilai Jawa untuk ikut serta membuat Ayu dunia, nderek memayu hayuning bawana. Dan ini tidak hanya berlaku kepada perempuan tetapi juga laki-laki. Pertama yang harus dipercantik adalah keluarga kita, itu namanya bawana alit atau bawana kecil, jadi jika kalian punya keluarga maka penuhi sandang, pangan, dan papan. Ketika dunia kecil kalian sudah cantik dan mampu mempertahankan, maka lebarkan sayap ke dunia tengah dengan memberi manfaat ke masyarakat sekitar”, jelas Casytha.
Selanjutnya, Ali Khamdi selaku Direktur Pusat Kajian Pemilu Indonesia (PUSKAPI) dalam sesie Dialog Kepemimpinan menyampaikan tentang keuntungan menjadi pemimpin di levelnya masing-masing, termasuk perbedaan seseorang yang aktif ikut organisasi dan tidak aktif organisasi.
“Pertama, seorang yang aktif ikut organisasi pasti akan menambah wawasan, menambah kawan. Kalau teman-teman hanya sekolah dan tidak ikut organisasi maka akan kenal di lingkungan sekitar saja. Bagi teman-teman, aktiflah berorganisasi maka akan ditempa jiwa kepemimpinannya, kalau yang hanya sekolah atau kuliah pulang, kuliah pulang maka yang didapat hanya itu. Tetapi kalau aktif diorganisasi menempa jiwa kepemimpinan maka ketika ada masalah, ada tugas, ada amanah itu akan mampu menyelesaikan. Beda dengan orang yang hanya sekolah atau kuliah saja, ketika dapat permasalahan langsung bilang mental Health terganggu”, jelas Ali yang juga Dosen UNIMUS.
Dwi Setiawan