
Kabupaten Temanggung – Pemuda menjadi bagian penting dalam membangun masa depan bangsa agar lebih baik dari waktu ke waktu. Bukan tanpa sebab, jumlah mereka paling banyak dan akan mencapai puncaknya pada Bonus Demografi di tahun 2045. Di sisi lain, pemuda adalah generasi yang memang berada pada top perform, mereka memiliki daya tahan yang luar biasa ditambah dengan kreativitas dan inovasi.
Melihat pentingnya pemuda bagi bangsa, Komandan Tempur Elektoral (KomandanTe) Bintang Tiga, Muhammad Isnaeni bersama dengan KomandanTe Bintang Dua Doni Bambang Sumardiono menggelar silaturahmi dengan Komunitas Pemuda Berakhlak Desa Tlahab, Kecamatan Kledung. Silaturahmi tersebut ditujukan untuk gendu-gendu rasa sekaligus sarasehan mengenai tantangan yang dihadapi oleh pemuda untuk menjadi agent of change bagi masyarakat.

Isnaeni yang merupakan Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jateng ini menerangkan bahwa pemuda hari ini akan menjadi elemen utama untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Untuk itu, maka pemuda harus senantiasa mawas diri, tidak boleh terlena di dalam zona nyaman. Mereka harus mampu untuk membuka peluang sekaligus menciptakan kesempatan bagi orang-orang di sekelilingnya agar terus berprogres dari waktu ke waktu.
“Tidak boleh pemuda hanya berdiam diri. Adanya komunitas seperti ini, maka diharapkan pemuda bisa membangun dan menggali potensi-potensi yang ada di dalam dirinya. Harus sering ngangsu kawruh baik itu antar anggota maupun dengan melibatkan senior-seniornya. Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, tapi satu pemuda bisa mengubah dunia. Jika sepuluh pemuda, maka bisa mengguncangkan dunia, itu amanah dari guru kita, Bung Karno,” tutur Isnaeni.
Sementara itu, Doni Bambang Sumardiono berpesan kepada para pemuda di Desa Tlahab ini agar senantiasa menikmati proses. Baginya, setiap proses, kegagalan, maupun keberhasilan akan menjadi pembelajaran tersendiri bagi pemuda. Hal paling negatif yang mesti dihindari pemuda adalah keinginan untuk mendapatkan segala sesuatu secara instan serta harus bisa menunda kesenangan sesaat.
“Pemuda itu sedang punya jiwa yang berapi-api, punya tenaga dan pikiran yang mumpuni. Setiap waktu yang ada, maka harus dioptimalkan, harus digunakan untuk menggali seluruh potensi diri. Jadilah pemuda yang berhasil dengan prosesnya, dengan segala dinamika, dialektika, dan romatikanya, jangan karena karbitan. Yang memang matang karena proses dan tempaan, pasti kualitasnya jauh lebih baik,” pungkasnya.
Koresponden : Enggar – Zidan