Kabupaten Purbalingga – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, yang akrab disapa Tiwi menargetkan, angka stunting di Kab. Purbalingga tahun 2023 turun menjadi 14,4 persen. Saat ini, angka stunting di wilayah tersebut berada di 15,1 persen. Maka dari itu, perlu diambil langkah untuk mencapai target tersebut.
Bupati Tiwi mengatakan,“Presiden Jokowi menargetkan angka stunting di kabupaten/kota seluruh Indonesia tahun 2024, 14,4 persen. Namun, di Purbalingga menargetkan di tahun 2023 sudah bisa mencapai angka tersebut. Hal ini bukan target yang sulit dan akan bisa terealisasi,” tutur Bupati Tiwi, saat hadir dalam acara Road Show UMKM di Desa Cendana, Kecamatan Kutasari, Senin (7/11/2022).
Bupati Tiwi dalam kesempatan tersebut menyampaikan, salah satu desa di Kecamatan Kutasari menjadi pilot project penurunan angka stunting. Desa tersebut adalah Desa Cendana. Pihaknya berharap, agar inovasi untuk menurunkan angka stunting yang sudah dilaksanakan di desa tersebut bisa diterapkan di desa lain, sehingga target di tahun 2023 untuk penurunan angka stunting bisa tercapa.
Bupati Tiwi, yang juga Wakil Ketua Bidang Ekonomi DPC PDI Perjuangan Purbalingga memaparkan, menurut data dari Tim Percepatan Penurunan Stunting Kab. Purbalingga, angka stunting dari tahun ke tahun terus turun. Bupati Tiwi menyebutkan, di tahun 201, angka stunting di Kab. Purbalingga mencapai 28,7 persen. Tahun 2021, angka stunting sudah turun di angka 15,7 persen.
“Jadi, jika Pemerintah Pusat menargetkan angka stunting di tahun 2024 di kisaran 14 persen, kami optimis bisa terealisasi,” imbuhnya.
Salah satu langkah nyata yang perlu adalah melakukan sosialisasi pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Pasalnya, berdasarkan data, 60 persen kasus stunting terjadi karena bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif.
Koresponden : Budi Agung P