Bung Karno dan Marhaenisme

33

Kota Semarang – Lahirnya marhaenisme bisa dikatakan sebagai sosialismenya Bangsa Indonesia yang sesuai dengan karakter sosial rakyat Indonesia dan sintesis dari pemikiran Karl Marx, yaitu marxisme. Marhaenisme berkembang bersamaan dengan ideologi sosialisme dan komunisme sebagai ujung tombak penghancuran segala manifestasi dari kolonialisme dan imperialisme Eropa yang sudah mendiami Indonesia lebih dari 300 tahun.

Marhaenisme sendiri diambil dari nama seorang petani di Jawa Barat. Perjumpaan dengan kang Marhaen dikisahkan oleh Soekarno bertemu dengan seorang petani miskin. Kemudian dalam pertemuan itu terjadilah dialog di antara keduanya, Soekarno bertanya tentang kepemilikian tanah, bajak, kerbau, dan cangkul. Marhaen menjawab bahwa alat-alat produksi tersebut dimiliki oleh dirinya sendiri.

Bagi Bung Karno, marhaen adalah semua masyarakat dari kalangan yang dimarjinalkan ekonomi, baik memiliki alat produksi atau tidak. Kemiskinan kaum marhaen diakibatkan oleh rakusnya sistem kapitalis yang mengeksploitasi SDM dan SDA dengan pengeluaran yang murah dan menghasilkan semaksimalnya. Inilah realitas bangsa Indonesia yang menimpa kaum marahaen atau wong cilik yang saat ini masih sempoyongan dalam mencari kesejahteraan di negeri katulistiwa.

Prinsip-prinsip marhaenisme di antaranya sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Sosio adalah masyarakat dan nasionalisme adalah rasa kebangsaan yang berasal dari nasib bersama dan kepentingan bersama. Jadi sosio-nasionalisme adalah nasionalisme masyarakat yang mencari keadilan dan keselamatan seluruh masyarakat yang bertindak yang sesuai dengan keadaan masyarakat tersebut.

Sedangkan Sosio-Demokrasi adalah demokrasi politik, ekonomi, dan sosial. Demokrasi politik mengakui hak yang sama bagi setiap warga negara untuk ikut serta dalam perumusan struktur dan tujuan negara. Demokrasi ekonomi mengakui hak setiap orang untuk hidup sejahtera bersama yang lain. Demokrasi sosial mengakui hak setiap individu terhadap penilaian sosial yang sama, serta mengakui hak setiap orang untuk berjuang bagi pencapaian pribadi setinggi-tingginya dalam bidang apapun menurut kemampuannya sendiri.

Kaum marhaen terdiri dari tiga unsur. Pertama, kaum proletar atau buruh. kedua, kaum tani dan nelayan. Ketiga, kaum melarat. Sedangkan marhaenisme adalah setiap pejuang yang menorganisasi, memperjuangkan, dan bekerja sama dalam menumbangkan sistem kapitalis.

Dari unsur-unsur yang mengategorikan kaum marhaen dan melihat kondisi sosial bangsa masih belum keluar dari kebelenguan sistem kapitalisme yang terus mengeksploitasi rakyat. Bung Karno sangat menentang terhadap imprealisme dan kapilatalisme atau lainnya yang mengeksploitasi rakyat.

Penulis: Safii Mohamad

33 COMMENTS

Leave a Reply to erbche Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here