Kabupaten Banyumas – Terjun di politik selama lebih dari 35 tahun, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Hariyanto Bachrudin, yang kerap disapa BHB dikenal luas oleh masyarakat Jawa Tengah. Terlebih lagi di Banyumas yang merupakan kota kelahirannya, karena kedekatannya dengan berbagai kalangan. Mulai Pengayuh becak, seniman, hingga jajaran pejabat di Banyumas mengenal dekat sosok ayah tiga anak ini.
Sejak masuk dunia politik, BHB memaknai kekuasaan sebagai manifestasi untuk kepentingan rakyat. Menurutnya, pada dasarnya fungsi legislatif adalah menjadi jembatan kepentingan rakyat dengan penguasa, sehingga tugas pokoknya adalah menyerap aspirasi yang dituangkan dalam format tri fungsi dewan yaitu, budgeting, pengawasan, dan legislasi.
“Ketika kita bisa memenuhi aspirasi masyarakat, membantu memecahkan permasalahan mereka, hal tersebut tidak bisa klaim sebagai keberhasilan individu. Sebab, kita hanya jembatan dan eksekusi akhir bukan di tangan dewan. Dengan demikian, yang terpenting adalah bagaimana kita memaknai kekuasaan sebagai manifestasi untuk kepentingan masyarakat, itulah yang disebut dengan amanah,” tuturnya saat berkegiatan di Banyumas, Jumat (30/9/2022).
Lebih lanjut BHB, yang juga Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Fraksi PDI Perjuangan menjelaskan, dalam memproses aspirasi masyarakat, pihaknya juga selalu berusaha untuk mendudukkan dalam porsi yang seharusnya, tidak berlawanan dengan regulasi, serta tidak melanggar aturan kepartaian. Dalam berbagai kesempatan, BHB juga selalu memanfaatkan untuk menyerap aspirasi, baik saat melakukan aktivitas sosial, hingga saat santai, berwisata, maupun bertemu dengan berbagai kalangan.
Ketertarikan BHB kepada dunia politik, dimulai sejak dirinya masih muda. Ketua Komisi C DPRD Jawa Tengah ini mengawali karier poitiknya dengan menjadi pengurus komisaris Kecamatan Sokaraja atau yang sekarang disebut Pengurus Anak Cabang (PAC). BHB memilih PDI Perjuangan, karena merasa mempunyai banyak kesamaan. PDI Perjuangan yang memproklamirkan diri sebagai partai wong cilik kala itu, memang masih minim dalam segala aspek, termasuk SDM, serta keuangan, karena tidak banyak orang berduit yang menjadi bagian Partai.
Namun, hal tersebut justru menjadi tantangan tersendiri bagi BHB. Sebagai seorang aktivis, BHB merasa senasib dan sepenanggungan dengan PDI Perjuangan, hingga muncul tekad untuk membesarkan Partai di Banyumas. Terlebih, saat terjadi tragedi 27 Juli 1996, BHB menjadi barisan depan dalam membentuk PDI ProMega, sekaligus menjadi Ketua PDI ProMega Banyumas tahun 1996-1999.
“Sebagai aktivis saat itu, saya melihat partai kuning sebagai partai yang identik dengan penguasa. Sedangkan untuk masuk partai yang bernapaskan Islam, saya merasa tidak mempunyai bekal keagamaan yang cukup, sehingga yang paling cocok dan saya merasa menjadi bagian di dalamnya adalah PDI Perjuangan,” ungkapnya.
BHB mengikuti pemilu pertama sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 1999 dan langsung mendapatkan amanah masyarakat Banyumas-Cilacap untuk menjadi wakil mereka di DPRD Jawa Tengah. Selama lima periode duduk di DPRD Jawa Tengah, sampai hari ini sudah banyak aspirasi masyarakat yang terwujudkan. Meskipun pihaknya selalu menolak hal tersebut sebagai klaim keberhasilan pribadi.
Seperti baru-baru ini, BHB yang merasa prihatin dengan kondisi rumah beberapa Kader Partai lama, kemudian menginisiasi untuk menyalurkan bantuan CSR dari Bank Jateng kepada mereka. Ada tiga rumah warga yang dibantu dan masing-masing mendapatkan dana hingga Rp. 32.360.000.
BHB menyebut, politik kekuasaan sudah seharusnya berkolerasi dengan kesejahteraan rakyat. Putra Banyumas ini sudah membuktikan hal tersebut.
Koresponden : Karsim