Kota Semarang – Sesaat setelah Gubernur Jawa Tengah mengeluarkan seruan program Jateng di Rumah Saja, sontak memperoleh respon dari Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Bambang Kusriyanto menyatakan gerakan ini terkesan populis dan tidak memberi manfaat nyata, Kamis (4/2/2021).
Politisi yang akrab disapa Bambang Krebo itu menilai kebijakan ini belum benar-benar memikirkan rakyat kecil. Pasalnya, kebijakan ini menurutnya akan memberi dampak yang begitu signifikan kepada utamanya adalah pelaku usaha.
“Kalau para pedagang ini nggak bisa berjualan, lalu solusi untuk mereka bagaimana?” ujar Bambang Krebo.
Lebih lanjut, Bambang Krebo juga menyoroti bagaimana pola komunikasi dan koordinasi yang dilakukan oleh jajaran Pemprov Jateng ketika merumuskan kebijakan ini. Nyatanya tidak semua kepala daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah merestui, namun terkesan dipaksakan.
“Bagi saya himbauan 48 jam di rumah saja tanpa ada sanksi bagi yang melanggar tidaklah efektif. Sebab kesadaran masyarakat untuk bersama-sama mencegah meluasnya penyebaran Covid-19 masih rendah,” tegas Bambang Krebo yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah.
Menyikapi hal ini, pihaknya juga menghimbau kepada Pemprov Jateng agar terlebih dahulu memikirkan jaring antisipasi untuk berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. Terutama bagi mereka yang bekerja sebagai pekerja dengan upah harian, dan belum lagi bagi mereka yang akan menggelar hajatan.
Sehingga Politisi PDI Perjuangan itu menegaskan, bahwa program Jateng di Rumah Saja sifatnya hanya sebuah himbauan, bukan regulasi. Oleh karena itu, sebagai pemegang kuasa dikembalikan kepada daerah masing-masing.
Namun tidak lupa, pihaknya juga tetap menghimbau kepada masyarakat agar senantiasa menerapkan 3M; yaitu Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan menggunakan sabun.
Penulis : Hana