Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi berbicara soal pentingnya menjaga demokrasi untuk menciptakan perdamaian. Retno berharap perempuan lebih aktif dalam menjaga demokrasi.
“Kita harus melibatkan perempuan. Untuk membuat demokrasi lebih inklusif, kita harus mulai dengan perempuan,” kata Retno Marsudi di gedung BNDCC, Nusa Dua, Bali, Kamis (5/12/2019).
Ia kemudian membanggakan soal parlemen di Indonesia yang kini dipimpin oleh perempuan. Menurutnya, hal itu merupakan sejarah bagi Indonesia.
“Dalam kasus Indonesia, parlemen Indonesia baru saja memilih pemimpin perempuan. Ini yang pertama dalam sejarah parlemen kita,” ucap Retno.
Menurutnya, berdasarkan catatan indeks demokrasi EUI 2018, partisipasi perempuan dalam politik memang terus meningkat. Ia juga mengatakan bahwa penelitian Indeks Global Women, Peace, Security (WPS) menyebut negara akan lebih damai jika perempuan diberi hak yang sama.
“Indeks Global Women, Peace, Security (WPS) mengukur tiga dimensi kesejahteraan wanita yang berbeda, yaitu tingkat inklusi, keadilan, dan keamanan. Kesimpulan yang ditarik adalah bahwa negara-negara lebih damai dan makmur ketika perempuan diberi hak dan peluang yang setara,” tuturnya.
Selain itu, ia berharap para menteri luar negeri perempuan yang hadir dalam acara BDF ke-12 berbagi pemikiran dan pengalamannya. Pemikiran-pemikiran tentang peran perempuan dalam memajukan demokrasi.
“Berharap untuk mendengar pandangan mereka tentang bagaimana perempuan dapat diberdayakan, dapat berpartisipasi penuh dan dimasukkan dalam semua kegiatan dan proses pengambilan keputusan,” kata Retno.
Seperti diketahui, Puan Maharani dilantik sebagai ketua DPR RI pada 1 Oktobetr 2019. Puan Maharani menjadi Perempuan Pertama yang menjabat Ketua DPR sekaligus Ketua DPR RI termuda.