Refleksi Trisakti Bung Karno dalam Acara Grand Final Lengger Idol

0
Foto: Puncak Acara Semarak Grand Final Lengger Idol di Wonosobo

Kabupaten Wonosobo – Kader PDI Perjuangan Wonosobo yang mengemban amanah sebagai Bupati Wonosobo, yakni Afif Nurhidayat, S.Ag dan Ketua Dewan Kesenian Daerah Wonosobo (DKD), Eka Gunadi, S.E menunjukkan komitmen serta perhatiannya dalam pelestarian kesenian tradisional. Keduanya menginisiasi pagelaran seni budaya bertajuk ‘Grand Final Lengger Idol’ yang terselenggara di Halaman Gedung Adipura Wonosobo.

Sebagai wujud gotong royong, mereka juga menggandeng kader Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini seperti Ketua DPRD Wonosobo Eko Prasetyo Heru Wibowo, S.H., Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Tengah Muhammad Isnaeni, serta Wakil Ketua Bidang Rekrutmen dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Sofwan D Ardyanto. Tak lupa, unsur Forkopimda juga turut hadir dalam acara ini, yakni Dandim Wonosobo Letkol Inf Rahmat, serta Kapolres Wonosobo AKBP Eko Novan.

Mengawali sambutan, Afif Nurhidayat mengatakan Grand Final Lengger Idol ini merupakan bentuk komitmen Pemkab Wonosobo untuk nguri-uri budaya adiluhung. Di era globalisasi yang memudahkan orang berkomunikasi dan bertukar informasi, ia berpendapat sudah sepantasnya kesenian tradisional bertransformasi menjadi trendsetter di ruang publik.

Foto: Sofwan D Ardyanto dan Afif Nurhidayat Menyerahkan Penghargaan dalam Acara Grand Final Lengger Idol

“Kita memasuki era globalisasi, seluruh hal bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat. Ketika kita tidak punya prinsip untuk nguri-uri budaya adiluhung yang kita miliki sebagai jati diri bangsa, maka yang terjadi adalah budaya asing yang masuk secara massif. Pemkab Wonosobo menyadari hal ini sebagai tantangan yang mesti dihadapi bersama-sama. Untuk itu, Grand Final Lengger Idol ini adalah jawaban supaya kesenian tradisional yang kita miliki akhirnya mengisi ruang-ruang publik. Harapan kami masyarakat tidak lupa terhadap akar sejarahnya, terhadap akar budayanya,” ungkapnya, Jumat (23/12/2022).

Sementara itu, Eka Gunadi menjelaskan bahwasanya di Wonosobo sendiri terdapat ratusan grup kesenian. Untuk me-manage kesenian tradisional terus berkembang, DKD Wonosobo dituturkannya terus melakukan koordinasi dengan pihak eksekutif maupun legislatif. Selain memberikan pendampingan serta pelatihan bagi masing-masing grup, bantuan kesenian melalui mekanisme penganggaran daerah juga sudah direalisasikan di berbagai titik. Inilah yang kemudian dicita-citakan dapat menstimulasi lahirnya produktivitas masyarakat di bidang seni dan budaya tradisional.

“DKD Wonosobo punya tekad untuk memajukan seni dan budaya tradisional. Dengan total ratusan grup kesenian, kami yakin ketika managemen berjalan baik hasilnya juga maksimal. Masyarakat bisa produktif dengan seni, setidaknya bisa menambah kas desa bahkan ketika dikelola lebih intens juga akan menjadi salah satu sumber pemasukan keluarga. Untuk mendukungnya, DKD ini melakukan pendampingan dan pelatihan terhadap grup kesenian di berbagai desa. Jika belum bisa mempunyai alat maupun properti yang dibutuhkan, kami juga ikut membantu dengan berkoordinasi dengan bupati maupun DPRD. Syukur, sudah banyak yang mendapatkan bantuan dan akhirnya grup tersebut eksis hingga saat ini,” jelasnya.

Foto: Sofwan D Ardyanto Berbincang dengan Ketua DKD Wonosobo di Sela Pagelaran Grand Final Lengger Idol

Adapun Sofwan D Ardyanto dalam kesempatan ini menuturkan bahwa kesenian tradisonal yang terus dirawat dan dilestarikan oleh masyarakat bersama pemerintah menjadi salah satu indikator ketercapaian cita-cita nasional bangsa Indonesia. Termaktub dalam konstitusi, tepatnya Pembukaan UUD 1945, Sofwan D Ardyanto kemudian menerangkan secara inklusif makna ‘Merdeka’ yang berhubungan erat dengan upaya menjaga tradisi sekaligus peradaban bangsa yang telah mencapai nilai luhur.

“Berbicara cita-cita nasional bangsa Indonesia, amanah Pembukaan UUD 1945 adalah mengantarkan Rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Ada kata merdeka di cita-cita nasional ini dan ketika kita renungkan dengan alam berpikir yang luas, maknanya begitu dalam. Bangsa yang merdeka adalah yang punya jati diri, mampu berdiri di atas tata nilai dan peradaban yang dimiliki. Wujud konkret peradaban ini salah satunya adalah seni dan budaya. Jadi, ketika masyarakat dan pemerintah saling bersinergi untuk melestarikan kesenian tradisional, artinya kita sedang melaksanakan dawuh cita-cita nasional. Malam ini, hal tersebut teraktualisasikan melalui acara Grand Final Lengger Idol,” paparnya.

Tak sampai di situ, Sofwan D Ardyanto juga membeberkan relasi acara Grand Final Lengger Idol ini dengan konsepsi Trisakti Bung Karno. Ia merasa bangga karena masyarakat Wonosobo ini benar-benar memahami serta melaksanakan konsepsi tersebut. Kepada Pemkab Wonosobo, pihaknya juga berterima-kasih karena terus berupaya menstimulasi masyarakatnya untuk tidak pedhot oyot terhadap akar sejarah dan budayanya.

“Bung Karno memberikan wejangan sakti kepada kita semua dalam Trisakti-nya supaya kita menjadi bangsa yang besar, diperhitungkan keberadaannya di kancah internasional. Salah satu poin Trisakti Bung Karno tersebut berbunyi Berkepribadian dalam Berkebudayaan. Ketika kita ingin bangsa ini punya kepribadian yang luhur, maka budayanya jangan ditinggalkan. Budaya yang dimaksud di sini adalah budaya yang kita miliki sendiri, bukan buday asing. Untuk itu, Ojo Pedhot Oyot terhadap budaya, terhadap nilai-nilai yang kita pegang teguh bersama. Saya mengapresiasi masyarakat Wonosobo karena faktanya benar-benar menjaga seni dan budaya, mengamalkan ajaran Bung Karno dalam Trisakti-nya. Kepada Pemkab Wonosobo, terima kasih telah menjadi motor penggerak pelestarian seni dan budaya ini,” tandasnya.

Tim Editor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here