Kabupaten Kebumen – Kondisi alam Kebumen yang membentang luas memiliki kekayaan tersimpan. Salah satunya sektor pertanian dari biji kopi. Baik ujung utara hingga selatan wilayah Kebumen cukup mendukung untuk mengembangkan budidaya kopi.
Hal ini disampaikan Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kebumen, Bambang Sutrisno saat mengikuti Dialog Kopi Tanah Air yang digelar DPP PDI Perjuangan secara daring, Senin (17/1/2021).
Bambang memberi satu contoh penghasil kopi dan masih memegang tradisi pengolahan kopi berada di Kecamatan Karanggayam, atau tepatnya di Desa Giritirto. Disana masyarakat masih melakukan aktivitas produksi pengolahan kopi dengan cara tradisional. Masyarakat lebih mengenal gemplong atau dengan cara ditumbuk. Sehingga kini kopi khas Giritirto dikenal Kopi Gemplong.
“Semua masih serba tradisional jadi cita rasanya juga khas dan terjaga. Inilah kekayaan Kebumen dari sektor pertanian,” jelas Bambang.
Cara pengolahan terbilang masih konvensional. Mulai dari memilih biji kopi bahkan menyangrai masih mempertahankan menggunakan kayu bakar. Lebih dari itu proses menumbuk kopi menggunakan alu berikut dengan lumping.
“Semua masih original dan tanpa tambahan pengawet. Diambilnya juga dari biji kopi pilihan hasil pertanian warga setempat,” ucapnya.
Selain Karanggayam, di bagian selatan Kebumen ternyata juga daerah penghasil kopi. Aneh memang jika biasanya pohon kopi identik tumbuh subur di dataran tinggi. Namun di Desa Kucangan, Ambal justru juga mampu menghasilkan biji kopi.
“Kecamatan Ambal itu kan pesisir laut, ketinggian paling berkisar 10-15 MDPL tapi bisa tumbuh kopi. Ini menandakan Kebumen cukup potensial jika ditanami kopi,” katanya.
Untuk itu, ia sepakat dan selaras atas program yang di usung DPP terkait kebangkitan ekonomi melalui sektor kopi. Sudah sepantasnya kopi Indonesia yang diambil dari hasil produksi kopi lokal mendominasi pasar dunia.
Hal ini bukan tanpa alasan karena hampir setiap wilayah di penjuru tanah air memiliki brand kopi masing-masing. Dari setiap wilayah sebagian besar memiliki ciri khas dan keunggulan tersendiri.
“Selain Kebumen tidak perlu jauh-jauh, katakanlah Temanggung, Banjarnegara, Wonosobo itu sudah punya potensi kopi. Belum bicara daerah lain. Maka sebenarnya kopi adalah kekuatan yang cukup besar untuk menggerakan perekonomian,” pungkasnya.
Koresponden : Red