Beragam komentar dan pujian membanjiri linimasa media sosial baik twitter, facebook maupun instagram milik Walikota Semarang Hendrar Prihadi. Pujian mengalir setelah Pemerintah Kota Semarang di bawah kepemimpinannya diganjar penghargaan sebagai pembina pelayanan publik dengan kategori Sangat Baik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Sebelumnya Kota Semarang juga menyabet tiga perhargaan sekaligus dalam gelaran Indonesia’s Attractiveness Award 2017 sebagai Kota Terbaik, Kota Terbaik dalam segi infrastruktur dan Kota Terbaik untuk investasi seperti dilansir Kompas.com. Berbagai inovasi dan gebrakan yang dilakukan Hendi, panggilan akrab pria kelahiran 30 Maret 1971 itu. membawa banyak perubahan bagi kota yang dijuluki “kota lumpia” ini.

Hendi mengaku keberhasilannya memimpin Kota Semarang tidak lepas dari sinergi struktural partai dan di legislator PDI Perjuangan DPRD Kota Semarang. “Ini dua hal yang saling berkaitan ya, karena partai kita, PDI Perjuangan itu adalah visinya, kemudian bagaimana kita mengangkat masyarakat kecil,” papar pria yang juga menjabat Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang.
Sebagai ketua DPC dan Walikota, Hendi harus piawai dalam membagi waktu untuk mengurusi keduanya. Untuk itu, ia sering turun ke bawah untuk mendengar aspirasi baik dari kader partai maupun masyarakat umum. “Dengan cara itu kita mengerti kebutuhan masyarakat. Kita ngomong ke Ranting, kita ngomong ke PAC, kita ngomong ke Anak Ranting. Sama juga, kalau saya diluar struktur partai saya juga tanya kepada Pak RT, Pak RW lewat forum jalan sehat, shalat Isya berjamaah, lewat forum di Gereja, rapat RT/RW,” imbuh Hendi.

Bagi Hendi, keterbukaan merupakan kunci untuk membangun pemerintahan yang sehat. Untuk mempermudah penyerapan aspirasi masyarakat, Hendi membuka saluran pengaduan masyarakat lewat SMS Lapor Hendi ke nomor 1708. Selain itu, di era digital seperti saat ini, Hendi juga mendekatkan diri dengan masyarakat melalui akun media sosial yang dimilikinya baik Instagram, facebook dan Twitter untuk melaporkan dan menampung aspirasi masyarakat. “Kita nggak bisa memungkiri, kemajuan teknologi informasi begitu dahsyatnya. Hampir semua orang memakai media informasi, media sosial tersebut. Nah sebagai kepala daerah zaman now kita kan gak mau ketinggalan.” Hendi membentuk tim khusus untuk menganalisis keluhan masyarakat yang masuk lewat akun media sosial-nya sebagai alat pengukur skala prioritas penanganan permasalahan warga. “Misalnya hari ini keluhannya sebagian besar di sini, itu menjadi sebuah program saya seminggu ke depan. Bahwa dari hasil mention-mention di tweet gitu kan itu misalnya menuju ke PDAM yang gak mengalir nih sampai beberapa hari. Maka program saya dalam waktu dekat atau minggu depan saya harus cari tahu, nih PDAM kenapa. Saya harus cek lapangan,” papar pria pemilik akun twitter @hendrarprihadi ini.
Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi tidak ingin ketinggalan dalam menyerap informasi dan pengaduan dari masyarakat. Dibawah kepemimpinannya, DPRD Kota Semarang menjadi lembaga yang lebih terbuka lewat aplikasi website bernama e-sarapan, singkatan dari Saran, Aspirasi dan Harapan kepada Dewan. “Ya ketika jaman kemarin, jaman old itu kan dewan sulit ditemui, ya ada yang setelah jadi dewan nomernya diganti, sekarang sudah tidak lagi. Masyarakat bisa mengakses melalui website, dan rapat-rapat juga akan kita siarkan live streaming. Itu untuk masyarakat agar mengetahui apa kegiatannya. Ini tuntutan zaman now. Dewan itu harus menyesuaikan diri,”pungkas pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang. Lewat prinsip keterbukaan yang digagasnya ini, DPRD Kota Semarang mendapat penghargaan dari Staff Kepresidenan dan NGO Open Government Indonesia (OGI) sebagai satu-satunya DPRD yang berani terbuka dengan masyarakat.
Kompak Bangun Kota Semarang

Kota Semarang
Tidak hanya dalam soal keterbukaan dengan masyarakat, Hendi dan Supriyadi juga kompak dalam membuat kebijakan-kebijakan yang pro-marhaen sesuai dengan platform PDI Perjuangan. Hendi sebagai aktor eksekutif dalam tiga pilar membuat berbagai macam kebijakan yang berasal dari hasil penyerapan aspirasi masyarakat. Dari mulai isu ekonomi, kesehatan, jaminan sosial serta infrastruktur. Menurut Supriyadi sudah banyak capaian-capaian Pemerintah Kota untuk mensejahterakan kaum Marhaen. “Yang pertama adalah infrastruktur, jalan, jembatan, terus pedestrian, taman kota, Ruang terbuka hijau ini kan hampir disemua sudut kota ini udah dibangun. Di bidang pendidikan, ketika kewenangan SLTA diambil oleh provinsi, kita juga sudah berusaha untuk menggratiskan sekolah bagi warga miskin. Di bidang kesehatan ada UHC (Universal Health Coverage). Semua warga Kota Semarang ini dicover secara gratis biaya kesehatannya asalkan mau di ruang inap fasilitas kesehatan kelas 3,”papar pria yang juga akrab disapa Lek Di ini.

Sebagai aktor tiga pilar di Legislatif, Lek Di selalu menyokong penuh kebijakan pemerintah Kota Semarang dibawah komando Mas Hendi dengan komunikasi lintas fraksi dan memberi penjelasan kepada masyarakat tentang sebuah program. Bagi anggota fraksi PDI Perjuangan, Lek Di mengajak mereka berjuang sebagai kepanjangan tangan partai. “Ya tinggal bagaimana anggota fraksi ini mempunyai tanggung jawab moral sebagai tangan panjang partai. Jangan sampai malah ngributin kebijakan-kebijakan walikota.” tegas Lek di.
FITO AKHMAD ERLANGGA