Misi Kemanusiaan Baguna Jawa Tengah

0
Baguna mengevakuasi korban longsor di Donoratih Purworejo. (Dok. Baguna Jateng)

Baguna (Badan Penanggulangan Bencana) DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah (Jateng) mengemban misi kemanusiaan di wilayah-wilayah bencana. Ikut operasi penanggulangan bencana di luar Jateng.

Aksi Baguna Jateng evakuasi korban banjir. (Dok. Baguna Jateng)

Foto-foto aksi tim Baguna Jateng di lokasi bencana tanah longsor di perbukitan Lio, Kec. Salem, Kab. Brebes ramai beredar di media sosial, pada akhir Pebruari lalu. Salah satunya foto ketika tim Baguna mengangkat korban tertimbun tanah longsor yang menelan korban jiwa 11 orang itu.

Tim Baguna Jateng tiba di lokasi tanah longsor pada hari kedua setelah peristiwa. Personilnya berjumlah 17 orang dibawah komando kepala BAGUNA Jateng Juwardi yang akrab di sapa mas Jo. 17 personel itu berasal dari Kabupaten/Kota di Jateng dengan membawa peralatan pendukung tiga unit mobil Baguna, sepeda motor trail, peralatan cangkul , alat pelindung diri, dan satu set perlengkapan dapur umum.”Dalam kondisi bencana longsor ini Baguna membantu penanganan korban meninggal dan korban selamat,” ujar Mas Jo.

Baguna menelusuri kawasan banjir di Karangawen Demak, untuk mencari korban. (Dok. Baguna Jateng)

Wilayah Jateng menjadi prioritas pergerakan Baguna dalam penanggulangan bencana. Namun jika terjadi bencana di wilayah luar Jateng, Baguna Jateng bergerak untuk membantu operasi tanggap darurat. Beberapa kali tim Baguna Jateng melakukan operasi SAR di Jawa Timur seperti saat terjadi banjir di Ponorogo, Januari lalu. ‘Bahkan dalam penanganan kebakaran hutan di Jambi tim bergerak ke lokasi bencana bergabung dengan Baguna pusat,” ungkap Mas Jo.

Ide Ibu Megawati Soekarnoputri

Baguna Jawa Tengah berdiri pada tahun 2006 setelah DPP PDI Perjuangan pada tahun 2005 menginstruksikan pembentukan badan-badan penanggulangan bencana di wilayah-wilayah. Pelantikan pengurus Baguna Jateng dilaksanakan oleh DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah saat menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Diperluas di Semarang, Senin (8/2/2006).

Sejak dibentuk, Baguna Jawa Tengah sudah berganti 3 kali kepala. Septa Yuardi sebagai Kepala Baguna Jawa Tengah periode 2005 – 2010 digantikan Dr. Messy Widyastuti MARS untuk periode 2010 – 2015. Saat ini, Baguna Jateng dipimpin oleh Juwardi untuk masa kepengurusan 2015 – 2020. Juwardi alias Mas Jo dibantu 21 pengurus dan anggotanya. Pembentukan Baguna Jateng disusul dengan pembentukan Baguna di tingkat kota/kabupaten di Jawa Tengah. “Dalam hal kebencanaan di masing-masing wilayah, Baguna selalu berkomunikasi dengan DPD maupun DPP terkait dengan tim ahli maupun peralatan. Apabila DPC tidak memiliki peralatan SAR maka peralatan pendukung Baguna distandby-kan,” ungkap Mas Jo.

Baguna Jawa tengah memiliki 1 mobil jenazah, 1 mobil bencana dan 2 mobil personal serta peralatan yang pendukung, di antaranya 2 perahu karet dan perahu bermesin, 3 set peralatan dapur umum, 3 buah genset, Alkon penyemprot tanah , dan 4 set alat selam.

Untuk meningkatkan kemampuan anggotanya, Baguna Jateng menjalin kerjasama dengan Basarnas meliputi pelatihan potensi SAR. Baguna Jateng juga menjalin kerjasama dengan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng untuk ikut terlibat dalam posko darurat bencana “Juga ikut pelatihan yang diadakan BPBD Jateng, Berkoordinasi tentang penanganan bencana di lokasi baik tentang logistik dan kebutuhan pengungsi dan peminjaman peralatan,” ucap Juwardi.

Baguna membantu pembangunan jembatan sementara yang hanyut di terjang banjir.
(Dok. Baguna Jateng)

Ide pembentukan Baguna berasal dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri. Ketika menjabat wakil presiden, Ibu Mega mendapat tugas dari Presiden Abdurrahman Wahid untuk memimpin penanggulangan bencana di seluruh Indonesia. Saat itu pemerintahan belum punya lembaga penanggulangan bencana yang terstruktur.

Ibu Megawati meminta izin Presiden Abdurrahman Wahid membentuk sebuah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ibu Megawati kemudian menindaklanjutinya di level partai dengan mendirikan Baguna sebagai sayap partai di bidang kemanusiaan pada 2005. “Waktu itu belum ada yang sifatnya penanggulangan gerak cepat. Bahkan penanganan bencana di pemerintah saat itu terpencar-pencar. Misalnya di kemenhub ada di bawah sub-direktorat. “Saya bilang apa yang bisa dilakukan kalau hanya di bawah sub-direktorat. Maka sejak saat itulah saya minta izin ke Presiden Abdurrahman Wahid untuk membentuk sebuah badan yang sekarang menjadi BNPB. Itu saya yang membuat waktu jadi Wapres,” cerita Ibu Megawati saat membuka Rakornas Baguna 2017 lalu.

PDI Perjuangan sudah bekerja sama dengan Basarnas dalam melatih anggota Baguna. Selanjutnya, PDI Perjuangan membentuk batalyon khusus di Baguna, yang siap diterjunkan ke seluruh wilayah Indonesia bersinergi dengan Basarnas “Sejak dibentuk pada 2005, Baguna PDIP telah banyak terlibat dalam operasi kemanusiaan di Tanah Air,” kata Ibu Megawati.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan seluruh personel Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan tidak membedakan suku, agama, dan status sosial. Baguna PDI Perjuangan harus membantu tanpa pamrih dan ikhlas serta terus membangun semangat rakyat yang menjadi korban bencana.

FERRY PRASETYO, HERU PRASETYA KORESPONDEN KAB. SEMARANG