‘To Build the World A New’ Ditetapkan Sebagai Ingatan Kolektif Dunia: Pidato Bung Karno yang Getarkan Dunia

0
Bung Karno dalam Pidato di Sidang Umum PBB 30 September 1960

Kota Semarang – 63 tahun yang lalu. Bung Karno menyampaikan pidato yang menggetarkan dunia. Pidato itu berjudul To Build the World A New yang disampaikan dalam Sidang Umum PBB di New York Amerika Serikat pada 30 September 1960.

Gagasan kelas yang disampaikan Bung Karno di sidang itu, salah satunya membangun dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.

Kini Pidato Bung Karno To Build the World A New menjadi warisan dokumenter yang ditetapkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) menjadi Ingatan Kolektif Dunia, Rabu (24/5/2023). 

Jika kita ulas kembali isi dari pidato tersebut, ‘To Build the World A New’ menyimpan banyak gagasan. Dalam isi pidato itu, Bung Karno menegaskan seruan anti-imperialisme dan anti-kolonialisme. Ia juga mengenalkan Pancasila kepada dunia.

Bung Karno juga menyinggung tentang bangkitnya negara-negara di Asia dan Afrika menuju kemerdekaannya. Oleh sebab itu, dunia perlu dibangun kembali. Imperialisme dan kolonialisme harus dilenyapkan karena telah memicu peperangan dan ketegangan antarbangsa.

“Imperialisme, dan perjuangan untuk mempertahankannya, merupakan kejahatan yang besar didunia kita ini. Banyak diantara Tuan-tuan dalam Sidang ini tidak pernah mengenal imperialisme. Banyak diantara Tuan-tuan lahir merdeka dan akan mati merdeka. Beberapa diantara Tuan-tuan lahir dari bangsa-bangsa yang telah menjalankan imperialisme terhadap yang lain, tetapi tidak pernah menderitanya sendiri. Akan tetapi Saudara-saudara saya di Asia dan Afrika telah mengenal cambuk imperialisme. Mereka telah menderitanya. Mereka mengenal bahayanya dan kelicikannya serta keuletannya,” pekikkan Bung Karno di dalam pidatonya berjudul To Build The World a New.

Pidato berdurasi 90 menit itu, disampaikan Bung Karno dengan penuh semangat dan berapi-api. Bung Karno juga menegaskan, ia berbicara atas nama 92 juta rakyat di Nusantara yang telah membangun suatu negara di atas reruntuhan suatu imperium.

Presiden pertama Indonesia itu amat getol menyerukan perdamaian dan ketenangan yang merupakan hal mutlak yang diinginkan dunia. Bung Karno tak lupa mengingatkan bahwa aspirasi yang dibawa oleh Indonesia adalah milik sebagian besar negara-negara Asia-Afrika.

Lebih lagi, Bung Karno menunjukkan dirinya sebagai satu-satunya sosok pemimpin Indonesia yang berani menggertak siapapun di luar negeri.

Lewat pidato itu, Bung Karno membuat dirinya didengar oleh banyak umat manusia. Dalam konteks itu, Putra Sang Fajar tak sekedar berperan sebagai Presiden Indoensia. Ia juga seakan berperan sebagai pemimpin Asia-Afrika.

Apa yang harus dilakukan oleh generasi saat ini, khususnya anak muda, paska ditetapkannya pidato Bung Karno sebagai Ingatan Kolektif Dunia? Tentunya ini menjadi sinyal kuat untuk memelihara gagasan-gagasan besar “Bung Besar”.

Gagasan dan pemikiran Bung Karno bukan hanya sebatas arsip yang dilindungi atau cuma sebatas dibaca. Lebih daripada itu, melainkan menyalakan cita-citanya membangun perdamaian dunia. Membangun bangsa Indonesia yang maju di segala lini aspek.

Penulis: Saf

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here