Kabupaten Purbalingga – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menargetkan 2022 Purbalingga menjadi kabupaten yang responsif gender serta layak anak dan Disabilitas.
Keinginan ini muncul saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Musrenbangkab) dan Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2022 yang berlangsung di Gedung Graha Adiguna, Senin (29/3/2021).
Harapan agar Kab. Purbalingga ke depan menjadi kabupaten yang responsif gender serta layak anak dan Disabilitas disampaikan oleh perwakilan Forum Lintas Perempuan, Forum Anak dan Perwakilan Kaum Disabilitas.
Menjawab pertanyaan peserta Musrenbangkab, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menjelaskan, “Kab. Purbalingga saat ini menjadi nominator penghargaan Anugerah Parahita Eka Praya dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Namun memang dalam verifikasi lapangan yang dilakukan secara virtual memang ada beberapa hal yang dievaluasi oleh Kementerian P3A,” jelasnya.
Akan tetapi memang menurut Kementerian sendiri Purbalingga sudah mencukupi beberapa indikator yang disyaratkan. Sehingga atas hal itu membuat Dyah Hayuning Pratiwi berkomitmen dan mendorong agar pembangunan yang dilakukan responsif gender.
Selain responsif gender, Pemkab Purbalingga juga terus berupaya untuk menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA). Pemkab berupaya memberikan sarana dan prasarana serta fasilitas umum yang ramah terhadap anak.
Targetnya, pada 2022 Kab. Purbalingga dapat meraih dua penghargaan, yakni sebagai Kabupaten Layak Anak dan Kabupaten Responsif Gender. Kepala Bapelitbangda, Siswanto di sela-sela acara menjelaskan, kegiatan Musrenbang tingkat kabupaten ini merupakan amanat UU.
Tujuan dilakukan Musrenbang adalah untuk mewujudkan partisipasi seluruh stakeholder dan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Juga untuk mendapatkan berbagai masukan, saran, dan perbaikan-perbaikan guna menyempurnakan RKPD yang sudah disusun.
“Ada undangan khusus dari Forum Perempuan, Forum Anak, dan Forum Difabel. Hal ini dimaksudkan agar kita memberikan akses yang baik kepada teman-teman yang masih termarjinalkan. Utamanya anak-anak dan Difabel yang seringkali luput dari perencanaan pembangunan,” pungkasnya.
Koresponden : Agung