Kabupaten Brebes – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Paramitha Widya Kusuma, mendukung sub holding Pertamina, PT. Pertamina International Shipping (PIS), melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Initial Public Offering (IPO), pada tahun ini. Dengan IPO, Pertamina diharapkan bisa lebih berkembang dan tetap menjadi tulang punggung ekonomi negara.
Paramitha Wiidya Kusuma mengatakan, apabila Menteri BUMN bisa menjamin, bahwa dengan IPO Pertamina bisa lebih berkembang dan tetap menjadi backbone ekonomi negara, serta distribusi BBM, maupun BBG bisa dijamin tidak akan terganggu, mengapa hal tersebut tidak didukung untuk IPO?. Paramitha Widya Kusuma menambahkan, hal ini harus mencari, terkait siapa yang kemudian akan menjamin, bahwa penugasan dari Pemerintah kepada Shipping Pertamina dalam mendistribusikan BBM, maupun BBG ke daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), tetap dapat dijalankan.
“Menurut saya, hal tersebut sangat penting. Sebab,menyangkut hajat hidup orang banyak, serta hidup berkeadilan. Dimanapun rakyat Indonesia berada, mereka harus mendapatkan hak dan kualitas BBM, maupun BBG yang sama. Namun, saya tidak ingin di kemudian hari, setelah IPO dilaksanakan, terjadi kegaduhan politik dan social, karena ada masyarakat yang tidak mendapat hak mendapatkan BBM, maupun BBG dengan kualitas baik. Kemudian, masalah tersebut dilemparkan ke Pertamina. Sebab, ini merupakan program Kementerian BUMN. Terlebih, setiap pemegang saham minoritas 1 %, harus dilindungi kepentingannya,” tutur Mbak Mitha, sapaan akrab Paramitha Widya Kusuma.
Mbak Mitha menambahkan, bisnis di sektor Migas tidak hanya menjadi kepentingan nasional saja, melainkan juga sangat terkait dengan geopolitik dunia. Dengan demikian, sebanyak 70% konflik dunia yang terjadi, disebabkan karena memperebutkan Migas atau energi, seperti yang terjadi di wilayah Timur Tengah.
“Fakta lain, penguasaan Pertamina, sebagai perusahaan milik negara hanya memiliki 10-15% saja dari produksi nasional Migas di Indonesia, selebihnya dimiliki oleh asing. Maka dari itu, saya mendorong upaya pengembalian blok-blok minyak yang telah dikuasai asing, ke Negara, setelah kontraknya terminasi,” imbuhnya.
Mbak Mitha juga menjelaskan, Blok-blok minyak tersebut diantaranya, Blok Migas West Madura Offshore (WMO) – Kodeco, Cnooc, Pertamina, Blok Migas Mahakam – Total Perancis dan Inpex Jepang, Offshore North West Java; BP, Pertamina; Blok Rokan – Chevron, dan lain sebagainya.
“Direktorat Hulu Pertamina saat ini sedang terpuruk. Namun, secara keseluruhan Pertamina dapat diselamatkan oleh kinerja dari Direktorat Pemasaran, termasuk Shipping,” pungkasnya.
Koresponden : RiRi