Kabupaten Cilacap – Anggota Komisi IV Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, H. Sunarna, S.E., M.Hum bersama Kementerian Pertanian, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) mengenai Peningkatan Kapasitas Petani atau Pelaku Usaha Hortikultura di Hotel Atrium Cilacap. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dinas Pertanian Kab. Cilacap, Narasumber, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, serta sejumlah anggota Kelompok Tani, Sabtu (28/5/2022).

Melalui meeting zoom, H. Sunarna membuka sambutan, Petani hortikultura harus memahami apa yang menjadi kendala dalam tanamannya, seperti bibit, kondisi tanah, hingga hama penyakitnya. Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada para peserta dari kelompok tani, serta narasumber yang telah hadir, semoga kegiatan ini bisa menjadi manfaat bagi semua.
Semnetara itu, Dr. Ir. Endang Warih Minarni, M.P, Dosen Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto, yang juga selaku narasumber menjelaskan, hal yang sering menjadi keluhan para Petani hortikultura adalah hama penyakit. Hal ini sering terjadi dan jarang sekali diketahui oleh para Petani, hingga tanaman yang seharusnya siap panen menjadi gagal panen atau tidak sesuai harapan panen.
“Petani harus paham, hama apa saja yang menyerang tanamannya, serta cara mengatasinya. Salah satu ciri tanaman yang terserang hama ialah terjadi pembusukan pada batang, kerusakan daun, serta pembusukan buah. Dalam skala budidaya, hama harus dikendalikan, agar tidak menimbulkan kerugian ekonomi,” jelasnya.
Endang menambahkan, dalam pengendalian hama tanaman, Petani harus mengetahui prosedurnya, agar tidak merugikan lingkungan sekitar. Selain itu, Petani juga harus bisa mengetahui hama apa yang menyerang tanamannya, serta cara membasminya.
“Seperti contohnya hama wereng yang menyebabkan daun dan batang berlubang. Serangan hama wereng dapat dikendalikan secara kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan insektisida. Penyemprotan tersebut harus dilakukan dengan alat pelindung diri memadai, seperti baju lengan panjang, sarung tangan, masker, topi, kacamata, serta sepatu. Selain itu, juga harus dilakukan dengan tidak melawan arah angin, agar cairan yang disemprotkan tidak berbalik arah dan meracuni Petani,” tutupnya.
Koresponden : Arsend