Sumanto Dorong Pemerintah Lakukan Swasembada Kedelai

0
Foto: Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah, Sumanto

Kabupaten Karanganyar – DPRD Provinsi Jawa tengah mendorong pemerintah untuk bisa segera melakukan swasembada kedelai guna menurunkan harga kedelai yang saat ini masih cukup tinggi. Hal itu disampaikan Ketua Komisi B DPRD Jateng, Sumanto dalam kunjungan ke petani di Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Kamis (24/2/2022).

“Ini harus dimulai dari sekarang. Pemerintah merencanakan swasembada kedelai, tapi tidak pernah ada gerakan. Nah, untuk menanam kedelai diharapakan untuk bisa menurukan harga,” ungkapnya.

Sumanto pun menjelaskan penyebab adanya kenaikan harga kedelai, yakni dikarenakan hasil panen kedelai lokal yang semakin tahun meluncur ke bawah sehingga mau tidak mau harus mendapatkan pasokan dari luar.

Foto: Sumanto Harap Pakar Pertanian Temukan Formulasi Budidaya Kedelai

“Kita ini yang namanya pangan, kedelai ini kan produksinya berkurang terus dari tahun ke tahun, sehingga terjadi impor,” jelasnya.

Sehingga, Sumanto menyarankan kepada pemerintah untuk bisa secara langsung mengelola kedelai melalui Bulog untuk ketersediaan kedelai agar tidak ketergantungan pada impor.

“Kalau ketergantungan impor terus ini akan begitu (terus ketergantungan). Sehingga masalah pangan ini harus jangan dikelola importir. Bulog harus turun, itu harus dikuasai Bulog seperti pemerintah menguasai minyak, ini tidak akan terjadi seperti ini,” sarannya.

Melihat hal itu, ia ingin mendorong pemerintah untuk segera melakukan swasembada kedelai, dimulai dari penyiapan anggaran hingga teknologi yang bisa memadai.

“Kalau tidak dimulai, hanya berkomentar, masalah pangan tidak akan selesai. Makanya dimulai dari anggarannya maupun teknologi, bagaimana bisa untuk ke depan bisa melakukan swasembada,” tambah Kader PDI Perjuangan tersebut.

Lebih Lanjut, Sumanto mengatakan seperti yang sempat dikatakan Presiden Indonesia Pertama, Soekarno, yang menyampaikan bahwa permasalahan pangan itu bisa diserahkan kepada para ahli, karena pangan itu adalah masalah mati hidupnya bangsa.

“Kalau kita bicara pangan kita harus kembali kepada waktu Bung Karno mendirikan IPB. Peletakan batu pertama IPB tanggal 27 April tahun 1952, itu beliau bilang masalah pangan itu adalah masalah mati hidupnya bangsa. Kemudian dalam pidato mengatakan masalah pangan itu serahkan kepada ahlinya,” tuturnya

Melihat belum maksimalnya penanam kedelai lokal, ia menyarankan untuk bisa menggandeng beberapa pihak yang ahli dalam bidang pertanian untuk memaksimalkan hasil tanam kedelai.

“Jadi ini harus ada gerakan dari para ahlinya. Pemerintah melalui universitas di bidang pertanian itu untuk segera kembali ke masalah pangan untuk diberi ruang agar bisa merumuskan kita bagaimana swasembada. Meskipun dalam waktu 10 sampai 20 tahun ke depan,” pungkas Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah tersebut.

Koresponden : ERS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here