Kabupaten Banjarnegara – Bappeda dan Komisi E DPRD Jawa Tengah, menggelar Diseminasi Perekayasaan Inovasi dan Teknologi, di Aula RM Ibu Lies Sigaluh. Dalam kesempatan ini, Bappeda menyampaikan hasil inovasi pembuatan pakan ternak dan pupuk kompos dari sampah organik. Diharapkan, dengan inovasi ini akan menjadi nilai tambah bagi petani di Kecamatan Sigaluh dan sekitarnya, Sabtu (26/11/2022).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Agung Kunmarjono, S.H., selaku Kabid inovasi dan teknologi Bappeda Jawa Tengah, Hj. Sri Ruwiyati, S.E., M.M., Sekretaris Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, yang juga KomandanTe Bintang Tiga Dapil 10, Ismawan Setya Handoko, S.E., Ketua DPRD Banjarnegara, Wahju Djatmika, AL.BS, S.E., Ketua PA GMNI Banjarnegara, Suseno (Pemateri pembuatan pupuk organik), Izak Danial Aloy Camat Sigaluh, Kepala Desa se-Kecamatan Sigaluh, serta Ketua kelompok tani Kecamatan Sigaluh, Madukara dan Banjarnegara. Hadir pula Sarwono, Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Sigaluh, serta Perwakilan DPC GMNI Banjarnegara.

Disampaikan Agung Kunmarjono, diseminasi perekayasaan inovasi dan teknologi adalah dalam rangka meningkatkan produksi hasil pertanian untuk ancaman krisis pangan dan krisis energi. Maka, diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan hasil pertanian masyarakat Indonesia, khususnya Banjarnegara, melalui pendekatan teknologi.
“Selain itu, terapan inovasi tersebut diharapkan, dapat memberikan manfaat lebih kepada kelompok sasaran atau kelompok tani. Diharapkan pula, dengan terapan teknologi tersebut, maka akan meningkatkan produktifitas tanaman, meningkatkan kandungan unsur hara yang ada di tanaman. Kesimpulannya, bahwa inovasi pemanfaatan teknologi pertanian ini untuk menyongsong ketahanan pangan di Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, Sri Ruwiyati menegaskan, diseminasi perekayasaan inovasi dan teknologi di bidang pertanian sangat diperlukan, mengingat unsur hara semakin menurun akibat penggunaan pestisida. Selama ini, sudah banyak petani yang sukses dengan memanfaatkan teknologi pupuk organik pada tanamannya dan hasilnya cukup menggembirakan. Disamping itu, hasil produksinya memiliki harga yang signifikan. Maka dari itu, teknologi ini perlu diterapkan oleh para petani, maupun peternak di Banjarnegara, khususnya Kecamatan Sigaluh.
“Kami berharap, para kelompok tani juga intens belajar seperti apa yang telah disampaikan oleh pemateri dari Bappeda terkait diseminasi dan teknologi pembuatan pupuk organik,” jelasnya.
Untuk memaksimalkan penerapan teknologi pembuatan pupuk organik, petani Kecamatan Sigaluh diharapkan dapat saling berkoordinasi dan memberikan masukan, agar tujuan meningkatkan hasil pertanian dan peternakan dapat tercapai, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
Ismawan Setya Handoko menyampaikan, pentingnya pemanfaatan teknologi dan pupuk organik adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan kawasan pertanian di Banjarnegara pada umumnya.
“Kami sependapat dengan Bappeda Jawa Tengah, maupun Komisi E terkait pemanfaatan teknologi pembuatan pupuk organik. Karena, disamping dapat meningkatkan hasil produksi juga menjaga kelestarian unsur hara yang ada di lahan pertanian,” ujarnya.
Wahju Djatmika berharap, semoga ilmu yang disampaikan oleh narasumber tekait teknologi pembuatan pupuk organik dapat menjadi inspirasi petani dan peternak di Kecamatan Sigaluh, serta Banjarnegara pada umumnya, sehingga akan meningkatkan kualitas, maupun kwantitas hasil produksi pertanian dan juga peternakan.
Suseno, selaku pemateri memaparkan, pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi mahluk hidup, seperti
pelapukan sisa sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, kemudian pupuk organik mengandung banyak bahan organik dari pada kadar haranya.
“Maka, pupuk organik buatannya, baik untuk meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produktifitas tanaman, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, menggemburkan, serta menyuburkan tanah. Untuk pembuatannya diperlukan alat sederhana dan bahan sebagai sistem pengurai atau pelapukan yang lebih baik dan tepat. Dan ini perlu diaplikasikan oleh petani saat ini,” pungkasnya.
Koresponden : Crishna