Kabupaten Sragen – Rencana pengembangan 6 wilayah menjadi kawasan ekonomi strategis di Sragen ternyata tidak serta merta berjalan tanpa kendala. Maraknya makelar tanah yang belakangan ini beroperasi di kawasan strategis, membuat harga tanah mulai meroket tidak wajar di Kab. Sragen. Hal itu disampaikan Bupati Sragen, dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Rabu (15/12/2021).
Bupati Yuni, sapaan akrab Bupati Sragen mengakui ulah para broker atau makelar tanah tersebut telah membuat investor mengeluhkan tingginya harga tanah. Problematika broker tanah, apabila warga menjual tanah menjadi tidak wajar, ketika semua orang ikut campur. Sebab, investor mengeluhkan harga tanah.
Bupati Yuni menegaskan, pembangunan tata ruang diakui merupakan bagian penting dalam mewujudkan identitas suatu kabupaten atau kota. Selain itu, pembangunan tata ruang juga untuk menarik investor yang akan menanamkan modalnya di suatu daerah.
Bupati Yuni menambahkan, Kab. Sragen memiliki potensi investasi yang cukup tinggi dengan lokasi yang cukup strategis. Terdapat 6 RDTR yang diamanatkan untuk disusun, yakni, RDTR kawasan perkotaan Gemolong, RDTR kawasan industri Sambungmacan – Gondang, tepatnya di Kecamatan Gondang, RDTR kawasan Agropolitan Sambirejo – Miri dan sekitarnya, serta RDTR kawasan strategis Pariwisata nasional Sangiran dan sekitarnya.
“Dari 6 RDTR, 2 diantaranya sudah selesai. Semoga 4 RDTR juga difasilitasi. Pemkab Sragen diamanahi mencari solusi bersama-sama DPRD. Saya berpesan kepada Muspika, jangan sampai menjadi orang ketiga. Jangan sampai investor tidak jadi datang karena masalah harga tanah,” pungkas Bupati Yuni, yang juga Kader PDI Perjuangan Sragen.
Kresponden : Eky Ely