Kabupaten Temanggung – Eksistensi kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari faktor alam. Keduanya mempunyai relasi yang selaras, saling berimplikasi, serta menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang terus berkembang. Hari Bumi yang diperingati pada 22 April kemarin, merefleksikan tentang pentingnya tindakan manusia dalam rangka memperhatikan keberlangsungan ekosistem.
Melihat kondisi lingkungan yang semakin tersisihkan akibat aktivitas ekploitatif, Wakil Sekertaris Bidang Internal DPC PDI Perjuangan Kab. Temanggung, Wisnu Ari Saputra memberikan pesan kepada seluruh pihak untuk tetap menjaga stabilitas ekologis.
“Alam merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Langkah konkret sebagai upaya konservasi kondisi ekologis harus terus diaktualisasikan semua masyarakat, terutama dengan mengurangi penggunaan plastik, menghentikan illegal logging, serta tidak membuang sampah sembarangan. Upaya kecil ini jika dilakukan secara masif tentu menghasilkan dampak signifikan,” kata Wisnu.
Saat ditemui di Soropadan, Pringsurat, Kamis (22/4/2021), Wisnu mengatakan, bahwa sebagai kader Partai berlambang banteng mocong putih ini, maka seluruh kadernya juga memiliki kewajiban etis untuk melaksanakan instruksi Partai. Gagasan tentang politik hijau diharapkan memberikan kontribusi positif dan konstruktif terhadap keberlangsungan ekosistem.
“Sebagai langkah konkretnya, PDI Perjuangan ini memiliki cita-cita yang visioner terkait upaya pelestarian alam. Politik hijau mempunyai esensi menjaga kelestarian alam yang mesti dilaksanakan oleh seluruh kader partai. Tentu hal ini dapat menstimulasi kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi aktif utamanya terkait konservasi alam,” tambah Wisnu.
Lebih lanjut, Wisnu juga memberikan pandangannya terkait eksistensi bangsa dengan kondisi ekologis. Sisi historis memberikan refleksi terkait perkembangan peradaban yang dimiliki bangsa tidak bisa terpisahkan dengan eksistensi sungai yang tentunya mempunyai berbagai sumber daya.
“Mari belajar dari sejarah, seluruh bangsa tidak bisa terpisahkan dengan alam. Ketika alam masih lestari, maka peradaban bangsa tersebut bisa mencapai titik kulminasi. Begitu sebaliknya, titik nadir akan didapatkan suatu bangsa jika tidak ada upaya konservasi alam yang berdampak pada habisnya nature resource,” pungkas Wisnu.
Koresponden: Enggar dan Zidan