Kota Semarang – Marhaban Ya Ramadhan. Alhamdulillah kita telah memasuki bulan Ramadhan. Bulan yang suci, bulan yang penuh keberkahan, dan bulan yang penuh ampunan. Derap Juang Edisi Ramadhan, hadir untuk menemani kader banteng dalam menjalankan ibadah puasa. Edisi ini akan hadir sepekan sekali selama bulan Ramadhan. Harapannya adalah, setiap artikel yang dipublish dapat meneguhkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Insyaallah.
Dalam Al-Quran, perintah puasa di bulan Ramadhan dijelaskan pada Surat Al-Baqarah ayat 183, 184, 185, dan 186. Dikutip dari laman NU Online, ayat tersebut diturunkan saat Nabi Muhammad tiba di Kota Madinah. Artinya, perintah puasa pun dimulai dari kota tersebut.
Puasa membentuk setiap muslim menjadi pribadi yang mukhlisin, yaitu seorang muslim yang benar-benar ikhlas melakukannya hanya karena Allah SWT. Itu lah sebab, Allah dan Rasul-Nya tidak pernah menjelaskan besarnya pahala yang akan diberikan kepada umat yang berpuasa secara eksplisit. Selain itu, Puasa Ramadan disyariatkan dengan tujuan untuk membersihkan manusia dari dosa, karena dosa mengotori hati manusia. Jika hati manusia kotor, maka secara tidak langsung sedang terseret pada keadaan yang menjauhkannya dari kebahagiaan dan berakhir dalam kesengsaraan.
Rasulullah SAW menunjukkan bahwa “aroma mulut orang yang puasa meskipun boleh jadi secara lahiriyah agak kurang enak adalah laksana wanginya aroma minyak kasturi (misik)”. Ini adalah bahasa simbolik, bahwa orang yang berpuasa diharapkan menjaga perkataan mulut agar lisannya terjaga dan berucap yang baik, atau kalau tidak bisa bertutur kata baik, maka lebih baik diam. Karena diam adalah emas atau wangi minyak misik.
Melalui artikel ini, mari kita semua jadikan Ramadhan sebagai momentum untuk melatih keikhlasan. Ikhlas dalam beribadah, ikhlas dalam bermuamalah di kehidupan sehari-hari termasuk di dunia kerja. Kerja tuntas, kerja ikhlas sehingga mengantarkan kita pada hasil yang maksimal dan menjadi manusia yang paripurna. Insyaallah.
Penulis: Safii Mohamad