Kabupaten Brebes – DPC PDI Perjuangan Kab. Brebes mengikuti Rapat Koordinasi Bidang (Rakorbid) di kediaman Ketua DPC PDI Perjuangan Kab. Brebes, H. Indra Kusuma, S.Sos. Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DPC PDI Perjuangan Kab. Brebes, Mashadi, serta Wakil Sekretaris Internal DPC PDI Perjuangan Kab. Brebes, Rifki Ridho. Rakorbid yang mengusung tema “Korporasi Pertanian Melalui Koperasi untuk Pemulihan Ekonomi Saat Pandemi Covid-19” dilaksanakan pada hari Selasa, (28/7/2020).

Wakil Sekretaris Bidang Internal DPC PDI Perjuangan Kab. Brebes, Rifki Ridho mengatakan, rapat kali ini sangat menarik karena dipimpin oleh Ketua Bidang Koperasi dan UMKM DPP PDI Perjuangan, Mindo Sianipar, serta Ketua Bidang Tani, Pangan dan Nelayan DPP PDI Perjuangan, I Made Urip. Selain itu, bertindak sebagai narasumber adalah Direktorat Jendral Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI, Dr. Ir. Suwandi, M.Si., serta Direktorat Jendral Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc.

“Pertanian adalah soko guru dari kemandirian bangsa. Banyak budaya, banyak kultur warisan dari para Marhaen yang dulu pernah ditemui oleh Bung Karno, serta patut kita teladani. Kegiatan pertanian yang perlu diperhatikan adalah jaringan irigasi dan jaringan usaha tani. Sebab, pengairan sangat penting untuk pertanian, sehingga yang harus dibenahi adalah waduk-waduk atau embung-embung untuk jaringan irigasi, baik primer atau tersier. Selain itu, apabila subsidi pupuk tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal dan tepat sasaran, maka sebaiknya adalah dengan melakukan edukasi kepada para petani terkait pembuatan pupuk secara mandiri, dengan memanfaatkan bahan organik di lingkungan sekitar,” tutur Mashadi, Wakil Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DPC PDI Perjuangan Kab. Brebes.
Mashadi menambahkan, untuk menguatkan kelembagaan petani, terutama dalam bidang jaringan, pemasaran dan korporasi, maka harus membangkitkan koperasi dengan membentuk kembali ke Gotong royongan petani. Dengan harapan, nantinya akan memperkuat perekonomian bangsa, seperti yang telah dikatakan oleh Bung Karno, yaitu bahwa ketahanan pangan merupakan alat yang paling kuat dalam mengahadapi peperangan di bidang ekonomi, serta pertanian adalah soko guru bagi perekonomian bangsa Indonesia.
“Petani di Indonesia adalah petani skala kecil. Namun, dengan adanya UU Perhutanan Sosial yang mengatur tentang petani pinggiran diberikan kewenangan atau diberikan hak selama 35 tahun untuk mengelola tanah di perhutanan sosial, dengan tidak merambah ke hutan Lindung. Selain itu, ketahanan pangan juga harus didorong dalam hal peningkatan produksi dan disertifikasi makanan lokal . Hal tersebut disebabkan oleh keanekaragaman jenis makanan yang ada di masyarakat. Maka dari itu, penguatan cadangan pangan, serta sistem penguatan pangan sangat penting. Sebab, daerah satu dengan daerah lainnya akan berbeda kebutuhannya,” imbuhnya.

Mashadi menutup, “Regenerasi petani menjadi penting karena pada kenyataannya banyak petani yang berumur diatas 50 tahun, serta dibutuhkan juga pengembangan pertanian modern, dalam rangka mensikapi lemahnya ketertarikan generasi muda dalam dunia pertanian. Mereka menganggap pertanian tersebut tidak menarik, pertanian itu tidak dapat membuat hidup seseorang menjadi sukses, serta mereka menganggap, pertanian itu adalah mata pencaharian terakhir, karena petani itu dianggap di marjinalkan, dan dipinggirkan. Padahal sebenarnya, pertanian itu merupakan pekerjaan yang mulia. Petani adalah pekerjaan yang penuh dengan keikhlasan,” pungkasnya.
Koresponden: RiRi