Kabupaten Wonosobo – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Tengah, Muhammad Isnaeni menggelar kegiatan sosialisasi penguatan demokrasi daerah dengan tema ‘Empat Pilar Kebangsaan’. Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Desa Bejiarum, Kecamatan Kertek ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua Bidang Rekrutmen dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Sofwan D Ardyanto serta 41 grup kesenian tradisional yang tergabung dalam Barisan HOK-YA Wonosobo, Kamis (19/1/2022).
Adapun sosialisasi ini merupakan bentuk tanggung jawab seorang anggota dewan dalam memberikan edukasi politik kepada warga masyarakat di Dapilnya. Melalui pemahaman politik yang berdasar pada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI ini diharapkan warga masyarakat bisa mengetahui arti politik secara inklusif serta komprehensif yang output-nya adalah tercipta partisipasi aktif dari masyarakat untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat politis.

Karena peserta kegiatan adalah para pelaku seni yang tergabung dalam Barisan HOK-YA, maka acara ini juga dilanjutkan dengan Konsolidasi Media Tradisional (Metra). Secara definitif, Metra merupakan alat untuk mengomunikasikan sebuah informasi baik melalui lisan, tulisan, maupun gerakan. Makna tradisional dalam konteks ini artinya adalah sesuatu yang memang sudah mengakar di dalam masyarakat, termasuk kesenian. Jadi, Metra perwujudan konkretnya bisa tertuang pada kesenian daerah yang menekankan pada gerakan-gerakan tertentu untuk memberi informasi kepada masyarakat luas.
Sofwan D Ardyanto menjelaskan bahwa kewajiban kader PDI Perjuangan adalah mengamalkan idee-idee Bung Karno, termasuk di antaranya adalah Trisakti Bung Karno. Salah satu poin dalam Trisakti Bung Karno ini adalah cita-cita untuk menuju Indonesia yang Berkepribadian dalam Berkebudayaan. Untuk mencapai hal tersebut, maka seorang kader mesti menjadi promotor gerakan untuk melestarikan seni budaya yang ada di daerahnya.
Ia juga menuturkan bahwa pertemuan dalam forum ini tidak terlepas dari peran utama inisiator, yakni Muhammad Isnaeni. Untuk itu, ia berterima kasih kepada Muhammad Isnaeni yang merupakan sosok KomandanTe Bintang Tiga ini, karena telah memberikan kesempatan padanya untuk bersilaturahmi dengan pegiat seni yang tergabung dalam Barisan HOK-YA.

“Sebagai kader, maka saya harus ikut nguri-uri budaya. Tanpa Kangmas Isnaeni, hari ini saya tidak bisa di sini. Karena beliau, akhirnya saya bisa pepanggihan dengan panjenengan semua, Barisan HOK-YA. Saya orang Jawa, saya melaksanakan, saya mengamalkan ajaran Jawa. Salah satu ajaran Jawa menurut mbah-mbah saya, kita mesti tau diri, tau posisi diri, dan pandai-pandai berterima-kasih kepada siapapun,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sofwan D Ardyanto juga menjelaskan bahwa sebenarnya terdapat makna mendalam yang harus dimaknai oleh anggota Barisan HOK-YA. Penggunaan kata barisan ini dituturkan olehnya memiliki arti filosofis yang identik dengan jati diri bangsa Indonesia.
“Karena kita barisan kebudayaan, maka kita ngaji budaya. Menurut Kangmas Isnaeni, panjenengan ini menggunakan nama barisan, Barisan HOK-YA, bukan kumpulan, komunitas, atau paguyuban, karena tentu memiliki makna filosofis, karena barisan adalah jati diri orang Jawa. Orang Indonesia adalah orang timur, salah satu ciri orang timur dalam penggalan lagu ‘Di Timur Matahari’ karya W.R Supratman adalah Marilah Mengatur Barisan Kita,” paparnya.
“Barisan itu elok dipandang, sebagaimana orang Shalat berjamaah itu ada shaff-shaff, yaitu barisan. Di dalam khablum minannas, wujud pengamalan Sholat pada dunia politik adalah memberikan kesejahteraan, maka juga perlu shaff, perlu barisan,” lanjutnya.
Terakhir, Sofwan D Ardyanto menandaskan bahwasanya ketika seseorang masuk ke dalam barisan, maka akan menghasilkan sebuah kekuatan yang bisa untuk mencapai tujuan. Ketika dimaknai dalam politik, maka tujuan utama yang akan dicapai tersebut adalah terciptanya kesejahteraan bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali.
“Orang yang berdiri sendiri untuk menangan itu tidak ada. Akan tetapi, ketika sudah berbaris, orang yang ringkih awake juga bisa kuat. Ciri-ciri orang yang bisa berbaris salah satunya adalah persahabatannya kekal, karena bisa saling menurunkan ego. Saya tidak mau berjanji yang muluk-muluk, saya hanya bisa janjikan barisan. Dalam barisan, satu sejahtera, maka harus sejahtera semua. Jika ada yang tidak sejahtera, maka harus ada yang nyengkuyung. Bagaimana supaya sejahtera? maka barisannya harus rapat,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam kesempatan ini Muhammad Isnaeni dan Sofwan D Ardyanto juga memberikan kaos seragam kepada Barisan HOK-YA. Pemberian kaos seragam ini merupakan komitmen awal yang dilakukan oleh dua Kader PDI Perjuangan di atas untuk ikut bergerak bersama para pegiat seni di Wonosobo dalam rangka mewujudkan Trisakti Bung Karno, utamanya dalam hal Berkepribadian dalam Berkebudayaan.
Tim Editor