

Kabupaten Wonosobo – Bagi sebagian orang, politik senantiasa identik dengan perebutan kekuasaan. Sekalipun dalam sistem demokrasi, politik dalam satu perspektif sering dikaitkan dengan kegiatan elektoral saja. Artinya, Partai politik sebagai peserta sah dalam pemilu juga memiliki penafsiran bagi sebagian publik akan hadir di tengah masyarakat dalam satu priode tertentu, yakni lima tahunan.
Persepsi tersebut sebenarnya bisa dipatahkan dengan argumentasi lain, khususnya dalam kacamata atau pemikiran orang-orang yang bergelut di bidang politik itu sendiri. Politik dalam kajian ilmiah akademik dijelaskan sebagai sebuah ilmu maupun seni untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan. Adapun kekuasaan itu digunakan untuk fungsi pengaturan yang harapannya bisa menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.
Begitu dalamnya arti politik, maka tidak mengherankan kemudian ketika seorang kader Partai menyebut jika politik adalah jalan pengabdian. Bagi pengagum dan penikmat pemikiran visioner Bung Karno, cita-cita ideologis dalam dunia politik ini kemudian diterjemahkan untuk memperkuat tenaga Kaum Marhaen.


Makna dibalik istilah ‘Kaum Marhaen’ merujuk kepada seseorang yang tidak punya akumulasi modal, orang-orang yang tidak punya akses khusus ke resource produksi. Secara sederhana, Kaum Marhaen ini kemudian disebut sebagai ‘Wong Cilik’ oleh PDI Perjuangan. Bukan tanpa alasan sebenarnya PDI Perjuangan menggunakan slogan itu, mengingat Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini senantiasa memegang teguh idee-idee Bung Karno dalam pergerakan politiknya di lapangan.
Supaya bisa menyelematkan Wong Cilik dan menghadirkan kesejahteraan, jelas dibutuhkan adanya kekuasaan politik. Adapun kekuasaan politik yang konstitusional ini diperebutkan oleh berbagai Partai politik melalui sebuah momen bernama Pemilihan Umum (Pemilu).
Setelah alur berpikir tersebut dipahami, maka publik pasti tidak heran jika akhirnya melihat berbagai macam kegiatan kepartaian seperti halnya konsolidasi internal. Acara-acara seperti ini adalah sebuah strategi untuk membangun kekuatan politik sehingga Partai bisa menang dalam kontestasi politik serta tujuan dalam rangka memberikan kontribusi positif kepada Wong Cilik bisa direalisasikan.
Seperti halnya yang dilakukan oleh struktur Partai, khususnya Ranting dan PAC PDI Perjuangan Kecamatan Kertek misalnya. Mereka membangun konsolidasi internal dalam rangka menyelaraskan fikir dan derap langkah sehingga tagline ‘Menang Spektakuler’ yang diinisiasi oleh DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah bisa diwujudkan di wilayah administratifnya, Minggu (19/3/2023).


Diungkapkan oleh Ketua PAC, Sri Murbono bahwasanya konsolidasi internal ini memiliki signifikansi atau keutamaan untuk dilakukan. Selain untuk membangun bounding dan meningkatkan solidaritas kader internal, konsolidasi ini juga ditujukan untuk membaca dinamika aktual yang terjadi di lapangan. Pemilu 2024 tinggal sebentar lagi, maka mapping wilayah adalah hal yang harus dilakukan agar pergerakan politik kader di lapangan bisa berjalan efektif serta tepat sasaran.
Kegiatan konsolidasi yang dilakukan oleh Ranting dan PAC Kertek ini juga dihadiri oleh Wakabid Rekrutmen dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Sofwan Dedy Ardyanto yang tengah melaksanakan tugas untuk ‘merumput’ bersama jajaran struktur Partai di Wonosobo. Sontak, hadirnya sosok politisi kenamaan itu membuat peserta kegiatan kaget, pasalnya jarang ditemui seorang elit politik menyempatkan diri untuk hadir di tengah-tengah kader yang berada di grassroot.
Hadirnya Sofwan Dedy Ardyanto tak lain adalah untuk ikut menyuntikkan motivasi bagi struktur Partai agar senantiasa memaknai politik sebagai jalan pengabdian. Di sisi lain, pihaknya juga menjelaskan lebih mendalam mengenai strategi politik lapangan bernama KomandanTe Stelsel. Strategi ini secara sederhana menekankan pada gotong royong antara seorang komandan tempur teritori yang akan menjadi caleg pada Pemilu 2024 dengan struktur Partai sebagai mesin utama pemenangan.
Supaya KomandanTe Stelsel ini berjalan dengan baik, Sofwan Dedy Ardyanto menekankan agar barisan Partai terlebih dahulu berada dalam satu komando dan tegak lurus terhadap instruksi Partai. Dalam praktiknya di lapangan, memang ketika struktur Partai ini memiliki garis komando yang jelas serta meluruskan niat untuk membesarkan Partai, maka setiap program kepartaian yang dicanangkan akan berhasil untuk diaktualisasikan. Di sisi lain, barisan yang rapi dan sistematis juga meminimalisir adanya potensi ‘kisruh internal’, alhasil struktur Partai yang ada akan lebih fokus untuk memenangkan kontestasi politik yang sudah di depan mata.
Bendahara PAC Kertek, Taat Setyadi menyambut baik wejangan yang disampaikan oleh politisi dari DPD Jateng itu. Apa yang disampaikan oleh Sofwan Dedy Ardyanto menurutnya memiliki relevansi dengan kondisi di lapangan. Pihaknya juga menegaskan bahwa struktur Partai di Kertek ini akan terus berbenah serta berprogres sehingga kerja politiknya bisa menunjukkan trend yang positif. Tak lupa, Taat Setyadi juga mengajak Ranting dan PAC Kertek supaya terus memaknai berpolitik sebagai jalan pengabdian pada Wong Cilik, bukan untuk mencari keuntungan personal maupun parsial.
EAW