Mas Bowo: Penguatan Nasionalisme Kaum Milenial Menjadi Investasi Gerak Bangsa

0

Kabupaten Sragen – Bulan Juni menjadi momentum sakral bagi kaum Nasionalis di seluruh Indonesia, tidak terkecuali bagi Ketua DPC PDI Perjuangan Sragen, H. Untung Wibowo Sukowati. Selain sebagai bulan kelahiran Pancasila, bulan Juni juga merupakan Bulan Kelahiran Bapak Bangsa, Bung Karno.

Menurut H. Untung Wibowo Sukowati, bulan Juni merupakan bulan penuh spirit Nasionalisme. Seluruh Kader Partai dan masyarakat merefleksi bagaimana Pancasila lahir dari hasil penggalian atas keluhuran bumi pertiwi pada 1 Juni. Maka dari itu, Pancasila dapat pula dimaknai bersama sebagai kristalisasi dari cara pandang Indonesia terhadap dunia, sekaligus falsafah dasar.

“Dengan keluhuran Pancasila tersebut, maka seharusnya konflik-konflik internal dalam berbangsa dan bernegara dapat diminimalisir. Apabila seluruh masyarakat dapat mengilhami sari pati dari Pancasila, maka Indonesia tidak akan ada persoalan horizontal. Sebab, nilai-nilai filosofi dasar yang digali dari Bumi Indonesia itu pada akhirnya merumuskan Bhinneka Tunggal Ika. Kita adalah satu nation yang menjunjung tinggi nilai persatuan  dan kesatuan,” tutur Mas Bowo, sapaan akrab H. Untung Wibowo Sukowati.

Mas Bowo menambahkan, dalam rangkuman pemikiran Bung Karno, Di Bawah Bendera Revolusi (DBR)  Jilid I dan II , dengan tegas menyatakan, seluruh gerak bangsa, baik dari organisasi, maupun partai politik harus berlandaskan persatuan dan kesatuan. Bung Karno pada saat itu telah berpikir dengan pondasi pemikiran yang sangat revolusioner, sehingga apa yang disampaikan oleh Bung Karno saat itu, kontekstual dengan apa yang terjadi pada saat ini. 

“Bung Karno dengan tegas menyatakan konsep persatuan dan kesatuan harus diilhami oleh seluruh masyarakat, dengan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan atau individu,“ imbuh Mas Bowo, yang juga Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Tengah.

Mas Bowo juga mengungkapkan, apabila seluruh generasi milenial memiliki jiwa nasionalisme, serta mau mendalami nasionalisme secara utuh dan benar, maka bukan tidak mungkin, arah gerak bangsa Indonesia kedepan akan berjalan dengan simfoni dan harmonis.

“Saat ini, PR besar kita adalah bagaimana menarik kaum milenial agar melek dengan sejarah, untuk menciptakan kesadaran pada mereka bahwa nasionalisme adalah hal yang wajib tertanam di alam piker dan seluruh gerak di hidupnya. Tantangan jaman semakin keras dan liar. Hasutan, serta ajakan ke arah destruktif terhadap persatuan sangat besar. Kita harus membentengi itu dengan menguatkan nasionalisme di kalangan milenial,” ungkapnya.

Mas Bowo juga menjelaskan, pihaknya akan terus berupaya untuk mencari cara untuk menyentuh kaum milenial, khususnya yang ada di Kab. Sragen, agar menanamkan jiwa-jiwa nasionalisme. Hal ini tentu dengan cara-cara yang kontekstual dan adaptif. Mas Bowo juga berpesan kepada seluruh kaum milenial untuk tidak hanyut dalam terjangan gelombang jaman.

Koresponden : Rafif Abrar S – Rafif Qais A

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here